Hati-hati Bayi Terkena Anaphylactic Shock
|Anaphylactic shock atau anaphylaxis mungkin terdengar asing. Istilah ini digunakan untuk reaksi alergi yang sangat parah, mimpi buruk buat Moms & Dads karena membahayakan nyawa si kecil.
Seperti alergi lainnya, anaphylactic shock dipicu kesalahan respon sistem kekebalan tubuh terhadap benda asing. Zat tidak berbahaya dianggap ancaman serius sehingga histamine dan zat-zat kimia lain dikeluarkan untuk melawannya.
Gejala anaphylactic shock pada bayi antara lain:
- Kulit membengkak, begitu juga dengan bibir, tenggorokan, lidah dan wajah
- Mengalami kesulitan bernafas
- Jantung berdetak lebih keras dan tidak beraturan
- Timbul ruam di kulit
- Hilang kesadaran
- Muntah dan diare
- Kulit jadi sangat pucat, berkeringat lalu memerah atau membiru.
Gejala-gejala ini biasanya terlihat dalam rentang dua jam setelah terkena pemicu alergi. Bisa jadi lebih cepat, Moms. Dalam hitungan menit, mungkin saja si kecil sudah menampakkan gejalanya. Atau lebih lambat, sekitar empat jam kemudian.
Alergi parah ini biasanya mulai timbul di usia 6 bulan ke atas, saat si kecil diperkenalkan dengan MPASI. Tetapi tidak menutup kemungkinan juga terjadi di usia yang lebih muda, tergantung pemicunya. Berikut beberapa pemicu anaphylactic shock secara umum:
- Makanan dan minuman, seperti kacang tanah, walnut dan mede, udang dan lobster, ikan, susu, dan telur.
- Obat-obatan jenis antibiotic seperti amoxicillin.
- Gigitan dan sengatan serangga, seperti semut api, lebah, dan lainnya.
- Benda berbahan lateks.
- Pengawet dan pewarna makanan, seperti FDC yellow No. 5.
Bila si kecil menampakkan gejalanya, segeralah bawa dia ke dokter. Jangan sembarang memberinya obat anti alergi ya, Moms & Dads.