Download!Download Point responsive WP Theme for FREE!

Hari Penglihatan Sedunia : Dukung Kampanye #LoveYourEyes Demi Terhindarnya Penyakit Diabetik Makular Edema

Source from pinterest
Source from pinterest

Tepat pada 13 Oktober 2022 nanti jatuh pada diperingatinya, Hari Penglihatan Sedunia. Peringatan ini bertujuan agar masyarakat mengingat bahwasannya penting dalam merawat mata sebagai indra penglihatan kita. Bayer dalam menyambut Hari penglihatan sedunia atau  (World Sight Day / WSD)  turut mendukung IAPB dalam kampanye #LoveYourEyes. Pada saat ini Indonesia menempati peringkat ke 5 dunia dengan penderita diabetes terbanyak. Penderita diabetes tipe 1 dan 2 memiliki risiko menderita Diabetik Makular Edema (DME) dan kehilangan penglihatan.

Pengobatan pada penderita DME yang tidak tepat, dapat menyebabkan hilangnya 2 baris dari penglihatannya atau semakin buruknya penglihatan dalam waktu 2 tahun pertama sampai berujung mengalami kebutaan. Pasien diabetes melitus, yang berisiko mengalami hal ini, dihimbau untuk selalu melakukan tindakan pencegahan untuk menghindari DME. Pasien DME pun dihimbau untuk selalu melakukan kontrol terhadap komplikasi mata sehingga dapat sesegera mungkin mencegah kebutaan.

dr. Ari Djatikusumo, Sp.M(K), Ketua II Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI) Pusat menyatakan, “Pasien Diabetes perlu melakukan tindakan pencegahan agar tidak mengalami komplikasi pada matanya, salah satunya yaitu DME. Bagi pasien DME sendiri harus paham bahwa DME merupakan salah satu penyakit mata yang perlu mendapatkan pengobatan sedini mungkin. Oleh sebab itu, dalam rangka Hari Penglihatan Sedunia (World Sight Day/ WSD) 2022, seluruh masyarakat diingatkan akan pentingnya kesehatan mata, yang berdampak pada pendidikan, pekerjaan, kualitas hidup, hingga kemiskinan.”
Secara Global, diprediksi sekitar 93 juta orang terdampak mengalami diabetik retinopati dan sekitar 21 juta orang diantaranya menderita DME . Di Indonesia sendiri, diprediksi terdapat sekitar 28.6 juta penderita diabetes. Di antara pasien DM di Indonesia tersebut diprediksi sekitar 5.5% akan menderita DME. Oleh sebab itu pentingnya meningkatkan kesadaran masyarakat untuk dapat memilih pengobatan yang tepat agar terhindar dari hilangnya indra penglihatan.

Dr. Dewi Muliatin Santoso, Head of Medical Dept. Pharmaceutical Division PT Bayer Indonesia menjelaskan, “Sejalan dengan visi Bayer: Health for All, Hunger for None, kami berkomitmen terhadap kesehatan dan kualitas hidup pasien. Dalam memperingati Hari Penglihatan Sedunia / World Sight Day (WSD) 2022, kami memandang perlu untuk meningkatkan pengetahuan dan kepedulian masyarakat terkait risiko kehilangan penglihatan pada pasien DME. Selain itu kami senantiasa berupaya memberikan akses ke produk dan layanan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Salah satu bentuk komitmen Bayer diwujudkan dengan cara turut mendukung dikembangkannya aplikasi Teman Diabetes untuk memudahkan akses masyarakat melakukan cek kesehatan mata secara mandiri (self eye check). Selain itu, Bayer juga turut melakukan edukasi pada pengguna aplikasi tentang penyakit diabetik retinopati dan DME, serta pentingnya deteksi dan pengobatan dini untuk mencegah kebutaan.
Dr. dr. Gitalisa Andayani, Sp.M(K), Dokter Spesialis Mata Konsultan mengatakan, “Indonesia saat ini menempati peringkat 5 dunia dengan penderita diabetes terbanyak. Penderita diabetes tipe 1 dan 2 berisiko menderita DME dan kehilangan penglihatan8 . 43% pasien diabetes ini memiliki risiko untuk menderita diabetik retinopati dan 26% diantaranya juga memiliki risiko kehilangan pengelihatan9 . DME merupakan salah satu penyakit mata yang perlu dicegah dengan cara mendapatkan pengobatan sedini mungkin. Oleh sebab itu, dalam rangka Hari Penglihatan Sedunia (World Sight Day / WSD) 2022, seluruh masyarakat diingatkan akan pentingnya kesehatan mata, yang bisa berdampak pada pendidikan, pekerjaan, kualitas hidup, hingga kemiskinan.”

Penyakit DME pada gejala awal ialah dengan diawalinya penglihatan yang mulai kabur, kemudian hilangnya warna kontras yang bisa dikenali mata, sampai berujung dengan timbul titik buta. Oleh sebab itu kita wajib memahami apa saja faktor risiko yang dapat menyebabkan DME ini terjadi serta bagaimana penanganan yang baik apabila sudah mengalami DME ini.

Dr. dr. Elvioza, Sp.M(K), Dokter Spesialis Mata Konsultan
menyatakan, perlu tatalaksana yang tepat untuk DME. “Penanganan terapi DME dapat difokuskan menjadi 2, yaitu kontrol faktor sistemik dan memberikan terapi okuler. Kontrol faktor sistemik bertujuan untuk mencegah retinopati dan progresivitas penyakit dengan cara mengontrol gula darah, tekanan darah dan kadar lemak darah. Sedangkan terapi okuler bertujuan untuk mencegah kehilangan penglihatan dan memperbaiki penglihatan dengan cara terapi anti-VEGF, terapi laser dan steroid,” tutur Dr. Elvioza.

“Saat ini pengobatan untuk DME sudah berkembang dan inovatif. Pada penelitian Protocol T yang dilakukan oleh DRCR.net (Diabetic Retinopathy Clinical Research Network), menunjukkan bahwa ketiga anti-VEGF (Aflibercept, Ranibizumab dan Bevacizumab) menunjukkan efikasi yang sama baiknya pada pasien dengan penurunan penglihatan tidak terlalu berat. Namun, pada pasien dengan kondisi berat, Aflibercept menunjukkan efikasi yang lebih baik,” jelas Dr. Elvioza.

 

Dalam hal pengobatan awal yang optimal, tambahnya, penelitian VIVID dan VISTA memberikan bukti bahwa pengobatan yang intensif untuk DME memberikan manfaat yang lebih baik. Penelitian VIVID dan VISTA menggunakan injeksi dibandingkan dengan pengobatan dengan laser. Hasil penelitian menunjukkan bahwa injeksi aflibercept dengan 5 dosis awal memberikan manfaat yang lebih baik dibandingkan dengan laser.

“Selain itu, beberapa bukti dari kondisi nyata sehari-hari juga memberikan kesimpulan yang sama dimana pasien dengan pengobatan dini dan intensif, memberikan perbaikan penglihatan yang lebih baik dibandingkan pengobatan dengan aflibercept yang tidak intensif. Maka dari itu, diharapkan ke depannya masyarakat, khususnya pasien DME, lebih memiliki kesadaran untuk patuh melakukan pengobatan DME,” tutupnya.

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *