Hari Kemanusiaan Sedunia: Memperkuat Efektivitas Dukungan Bagi Masyarakat Rentan di Indonesia
|Pandemi Covid-19 berdampak terhadap penurunan kualitas hidup, khususnya kaum rentan. Survei internal Yayasan CARE Peduli (YCP) menunjukkan, kaum perempuan menjadi kelompok kaum rentan yang paling mengalami dampak negatif pandemi Covid-19.
Bonaria Siahaan, CEO Yayasan CARE Peduli menyatakan, “Memasuki tahun kedua pandemi, kerja kemanusiaan kita justru terus bertambah. Gelombang demi gelombang Covid-19 menghadang, sementara bencana alam dan risiko perubahan iklim terhadap kemiskinan dan ketahanan hidup tetap berdatangan. Secara umum, perempuan bernasib lebih buruk daripada laki-laki karena beban tanggung jawab yang meningkat dan berlipat ketika ada pembatasan mobilitas dan kebijakan tinggal di rumah (stay at home) diberlakukan.”
Hasil survei menunjukkan bahwa mayoritas beban school from home atau sekolah daring jatuh pada perempuan. Temuan Yayasan CARE Peduli, tanggung jawab tambahan dalam mengawasi studi anak-anak di rumah sangat berat bagi perempuan pedesaan atau daerah perkotaan yang miskin, dikarenakan tingkat pendidikan rendah. Kondisi ini pun menimbulkan berbagai masalah baru di dalam keluarga, termasuk tindak kekerasan pada perempuan. Lanjutnya, “Beban berlipat juga dialami perempuan hamil karena keterbatasan akses pada layanan kesehatan serta berkurangnya kapasitas rawat inap rumah sakit. Secara mental dan emosional, perempuan hamil dari kelompok rentan dan marjinal seringkali dipenuhi kekhawatiran akan keselamatan janin dan dirinya, apalagi dengan keterbatasan akses informasi yang benar tentang Covid-19 dan keuangan yang semakin menipis. Untuk itulah, setiap program kemanusiaan yang kami jalankan, kami memulainya dengan Rapid Gender Assessment (RGA).” papar Bonaria.
Memperingati Hari Kemanusiaan Sedunia pada 19 Agustus, YCP mengajak semua pihak sebagai warga negara untuk mengambil peran penting. Pertama, kita wajib melaksanakan protokol kesehatan ketat untuk menghindari penularan baik untuk diri kita sendiri maupun orang lain, sehingga dapat menghindarkan terjadinya lonjakan kasus. Kedua, kita perlu lebih peka dan dapat membantu orang terdekat yang memerlukan, baik itu anggota keluarga maupun tetangga di lingkungan sekitar. Ketiga, kita dapat melawan misinformasi dengan membantu memberikan informasi yang benar dan edukasi kepada masyarakat soal pandemi. Keempat, kita bisa memilih berdonasi baik secara langsung kepada yang membutuhkan atau melalui lembaga-lembaga sosial dan kemanusiaan.
Yayasan Care Peduli telah mengambil bagian dalam aksi kemanusiaan di tanah air, baik dalam penanganan bencana maupun Covid-19. Selain penanganan bencana alam, sejak awal pandemi di tahun 2020, serangkaian kegiatan telah dilakukan untuk membantu masyarakat dan pemerintah daerah di Serang, Purwakarta, Sukabumi, Palu, Sigi, Donggala, Bone, Mamuju, dan Majene.
Merespon pandemi Covid-19, dengan total penerima manfaat lebih dari 161 ribu orang di periode Maret 2020 hingga pertengahan 2021, terdapat lebih dari 50% diberikan kepada kelompok rentan perempuan, yaitu 80,962 orang, “Kami memiliki jaringan kuat hingga di tingkat akar rumput dalam mengimplementasikan program-program kemanusiaan, terutama bagi kelompok perempuan rentan di seluruh wilayah Indonesia. Program yang kami jalankan mencakup program unggulan yang didukung oleh donatur individu maupun institusi,” jelas Bonaria.
Bentuk bantuan YCP untuk membantu program pemerintah antara lain : Program WASH yang menyediakan materi komunikasi risiko, fasilitas cuci tangan, masker, sabun tangan dan pembersih. Di Majene dan Mamuju paska gempa Palu, YCP membangun kamar mandi khusus ramah perempuan, anak, dan penyandang disabilitas yang berlokasi dekat dari tempat penampungan korban gempa. Program Menjamin Ketahanan Pangan yakni bantuan kepada kelompok rentan dalam bentuk voucher makanan, voucher tunai dan akses ke pertanian dan budidaya ikan air tawar. Ketiga, program Uang untuk Bekerja dan Mata Pencaharian Alternatif, dimana YCP memberikan bantuan kepada masyarakat desa melalui skema cash-for-work yang berfokus pada pembangunan infrastruktur desa di NTT. Di Sukabumi dan Purwakarta, YCP menyediakan modal, pelatihan dan uang tunai bagi pekerja garmen perempuan yang di-PHK untuk membuat pola, memproduksi dan menjual masker ke Dinas Kesehatan Kabupaten setempat dan masyarakat.