Gula Kayu, Pilihan Pemanis Yang Aman
|Moms & Dads, coba deh hitung berapa banyak konsumsi pemanis atau gula Moms & Dads dalam sehari. Dua sendok dalam setiap gelas kopi atau teh, dalam kue camilan, dalam bumbu masakan, dalam jus buah, dalam minuman ringan, dan seterusnya. Yang manis-manis sepertinya tak bisa lepas dari hidup kita ya.
Padahal menurut Dr. dr. Saptawati Bardosono, M.Sc, pakar gizi sekaligus dosen di FKUI, pemanis seperti itu termasuk kategori gula tambahan. Gula tambahan adalah jenis karbohidrat simple monosakarida dan disakarida yang langsung diserap tubuh dan menaikkan kadar gula darah secara drastis, lalu langsung turun sehingga kita merasa ingin mengonsumsinya lagi dan lagi.
“Kebutuhan gula tambahan kita dalam sehari hanya sekitar 50 gram atau maksimal 12 sendok teh, 10 % dari kebutuhan kalori sehari. Kelebihan asupan gula berkaitan langsung dengan beragam masalah kesehatan, seperti obesitas yang memicu metabolic syndrome lalu diabetes, hipertensi dan penyakit kardio vaskular,” ujarnya dalam seminar Tepatkah Konsumsi Gula Anda? di The Akmani Hotel, Jakarta Pusat, 7 Agustus 2017.
Menghentikan konsumsi yang manis-manis memang sulit, Moms & Dads. Solusinya, kita perlu mengurangi dan lebih cermat memilih pemanis tambahan. Saat ini banyak sekali produk sweetener yang ditawarkan, salah satunya pemanis alami yang terbuat dari gula kayu. Istimewanya, gula kayu tidak diserap tubuh sehingga kalorinya nol.
“Gula kayu adalah jenis gula baru dari serat tumbuhan, seperti ekstrak kulit kelapa, batang bambu, bonggol jagung dan lainnya. Selain tidak diserap langsung oleh tubuh, dari riset terbukti gula kayu dapat menghambat kenaikan gula dalam darah. Jadi aman dikonsumsi penyandang diabetes,” papar Dr. Yoshihisa Asano, PhD, DPH., Medical Scientist, Biochemist, Nutritionist sekaligus pendiri Noguchi Medical Research Institute, Tokyo.
Hasil riset juga menunjukkan, D-xylose yang merupakan kandungan utama gula kayu, dapat bertindak sebagai prebiotik dalam sistem pencernaan kita. Artinya, xylose mampu meningkatkan pertumbuhan bakteri baik dalam usus, yang kemudian menekan perkembangan bakteri jahat. Ini sangat bermanfaat untuk menjaga kesehatan dan mencegah beragam penyakit akibat masalah metabolisme.
“Dalam masyarakat Jepang dikenal cara pencegahan penyakit Mibyou Control. Ada empat poin utama dalam Mibyou Control, yaitu mencegah obesitas, mengendalikan tekanan darah, mengendalikan kolesterol LDL, dan berolahraga rutin,” tutur ilmuwan berusia 75 tahun, yang didiagnosa diabetes 3 tahun lalu ini.
Konsumsi gula kayu sebagai pengganti gula biasa bisa menjadi salah satu cara dalam Mibyou Control. Dr. Asano bersama badan risetnya bekerjasama dengan produsen gula kayu pertama di negara kita, PT Satou Lab, memperkenalkan Sugalife, gula kayu kemasan yang praktis, yang dibuat dari beragam serat tanaman plus ekstrak daun stevia.
“Selain tidak menambah gula darah, gula kayu dapat menurunkan penyerapan gula biasa bila dikonsumsi bersama. Kandungannya juga tidak rusak oleh suhu tinggi sampai 150 derajat celsius,” ujar Budi Wirawan, Managing Director PT Satou Lab.