Gerakan Siap Cerdaskan Bangsa Dari Morinaga
|Sebagai komitmen untuk meningkatkan pengetahuan Bunda akan arti dan pentingnya nutrisi dan stimulasi anak, Kalbe Nutritionals melalui brand unggulannya, Morinaga, meluncurkan Gerakan #SiapCerdaskanBangsa melalui www.siapcerdaskan.com yang berisi informasi mengenai nutrisi dan stimulasi untuk 1000 Hari Pertama Kehidupan Si Kecil. “Gerakan ini merupakan bentuk peran dan komitmen Morinaga untuk mewujudkan stimulasi dini dan nutrisi anak, dengan misi mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak-anak Indonesia secara optimal,” ungkap Helly Oktaviana, Business Unit Head Nutrition for Kids, Kalbe Nutritionals.
Gerakan #SiapCerdaskanBangsa merupakan rangkaian Seminar Edukasi “Siap Cerdaskan Si Kecil Sejak Dini” yang akan dilaksanakan di 15 kota dan Multiple Intelligence Experience Dunia Generasi Platinum yang akan berjalan di 12 kota, sepanjang tahun 2016. Sebagai dukungan tambahan, demi meningkatkan pemahaman akan pentingnya pemberian stimulasi sejak dini, Morinaga mengadakan program 1 Juta Suara dimana setiap kunjungan ke microsite www.siapcerdaskan.com, akan dikonversi ke dalam nilai rupiah selama periode kampanye (April s/d Juni 2016) dan pada akhir periode, jumlah klik atau rupiah yang terkumpul, akan didonasikan untuk rehabilitasi TK dan PAUD, lewat Yayasan ASA (Act, Serve, Aspire).
Gerakan ini juga akan didukung oleh program 1000 Hadiah Pertama, yaitu program pengumpulan donasi oleh Morinaga berupa mainan edukasi dan buku layak baca anak sebagai perangkat stimulasi perkembangan otak, kepada anak-anak yang membutuhkan. Seminar Edukasi Gerakan #SiapCerdaskanBangsa tahun ini, mengangkat Pemetaan dan Proses Pembentukan Otak Anak, untuk bisa lebih memahami, akar Pentingnya Kebutuhan Stimulasi Anak serta proses pemberian stimulasi itu sendiri.
PEMETAAN DAN PROSES PEMBENTUKAN OTAK ANAK
Pemenuhan kebutuhan nutrisi Si Kecil di usia dini merupakan syarat utama dalam upaya pembangunan pondasi yang kuat untuk tumbuh kembang dan kecerdasannya jangka panjang. “Otak anak dibangun di atas pondasi nutrisi yang kuat dan dibentuk melalui interaksi pengasuhan lingkungan sehari-hari yang didukung oleh daya tahan tubuh anak yang optimal, maka pemberian stimulasi dan upaya pembangunan ketahanan tubuh anak merupakan dua hal yang tidak kalah penting dengan nutrisi, terutama selama 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK) Si Kecil,” jelas DR. Dr. Ahmad Suryawan, SpA(K), Ketua Divisi Tumbuh Kembang Anak dan Remaja, Departemen Ilmu Kesehatan Anak, RSUD Dr. Soetomo / FK Unair Surabaya.
Tumbuh kembang anak akan mencapai periode emas pada 1000 Hari Pertama Kehidupannya dan dalam periode ini, sel otak dapat berkembang hingga 80% dari potensinya. Hal ini menandakan bahwa pemberian nutrisi dan stimulasi, menjadi kunci utama untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan otak anak.
Dalam menerima dan mencerna stimulasi, selain proses pembentukan otak, pembentukan sistem kekebalan tubuh juga penting untuk membangun dasar yang kuat. “Membangun sistem kekebalan tubuh yang sehat sejak dini dibutuhkan agar sistem kekebalan tubuh alami bisa berfungsi secara efektif dalam melindungi tubuh,” papar DR. Dr. Anang Endaryanto, SpA(K), Ketua Divisi Alergi Imunologi, Departemen Ilmu Kesehatan Anak, RSUD Dr. Soetomo / FK Unair Surabaya.
PENTINGNYA OBSERVASI DAN STIMULASI
Dalam perspektif kecerdasan majemuk, diketahui bahwa setiap anak memiliki beragam kecerdasan. Nutrisi tentunya diperlukan untuk bisa tumbuh sehat dan cerdas, sementara stimulasi diperlukan, agar potensi yang dimiliki anak dapat berkembang optimal. Proses stimulasi perlu diberikan orangtua, sedini mungkin, sehingga setiap kecerdasan dapat tampil optimal. Agar efektif, dalam pemberian stimulasi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, seperti: Gaya Belajar, merupakan cara individu menyerap informasi dari lingkungannya. Bisa dengan medium visual (melalui indera penglihatan), auditori (melalui indera pendengaran) dan atau kinestetik (melalui indera peraba). Baik orangtua maupun anak, pada dasarnya menguasai ketiga medium tersebut, namun ada yang cenderung lebih dominan. Oleh karena itu, agar stimulasi diterima secara optimal, ada baiknya orangtua menyesuaikan metode dan gaya belajar yang digunakan, dengan gaya belajar anak.
Dr. Rose Mini A. Prianto, M.Psi selaku Ketua Program Studi Psikologi Terapan, Fakultas Psikologi Universitas Indonesia dan Presiden Direktur ESSA Consulting menjelaskan bahwa Pola Asuh Orangtua, merupakan gaya pengasuhan yang diterapkan dan bersifat relative konsisten dari waktu ke waktu. Ada 4 jenis pola asuh yang biasa diterapkan, yakni authoritarian (otoriter), uninvolved (tidak terlibat), indulgent (permisif) dan otoritatif (demokratis). Pola asuh dinyatakan efektif, manakala orangtua dapat menerapkannya pada situasi dan kondisi yang tepat, termasuk dalam proses stimulasi terhadap kecerdasan majemuk anak.
Dalam membantu proses stimulasi kecerdasan majemuk si kecil sejak dini, Morinaga memiliki modul digital Multiple Intelligence PlayPlan atau MI PlayPlan, yang diluncurkan 2015 lalu. “Modul Multiple Intelligence PlayPlan atau MI PlayPlan persembahan Morinaga, merupakan modul digital untuk mengidentifikasi kecerdasan majemuk Si Kecil dengan berbagai pilihan aktivitas stimulasi, yang bisa di akses di www.morinagamiplayplan.com Modul ini diharapkan bisa membantu Bunda, dalam mengenali kecerdasan Si Kecil dan memberikan stimulasi yang tepat,” jelas Helly
DUNIA GENERASI PLATINUM 2016
Selain dalam bentuk modul digital, Morinaga juga memfasilitasi stimulasi kecerdasan Si Kecil melalui aktivitas Multiple Intelligence Experience Dunia Generasi Platinum Morinaga yang merupakan arena Bermain, Bereksplorasi dan Berbagi. Kegiatan Multiple Intelligence Experience tahunan, Dunia Generasi Platinum Morinaga yang berisi berbagai aktivitas stimulasi, merupakan bentuk kontribusi, peran serta komitmen Morinaga dalam membentuk Anak Generasi Platinum yang Multitalenta.