Download!Download Point responsive WP Theme for FREE!

Darya-Varia Dukung Pemerintah Sukses Turunkan Angka Stunting Melalui Program Generasi Sehat Bebas Stunting

Foto (ki-ka) : Bpk. Enjang, dr. Ian, Ibu Widya, dr. Boy, Bpk. Dadan, Ibu Ningsih

PT Darya-Varia Laboratoria Tbk (Darya-Varia) hari ini memberikan pemaparan tentang program Corporate Social Responsibility (CSR) yang diusung Perusahaan sejak tahun 2018 dalam rangka pencegahan stunting yang bermitra dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia di bawah kerangka program Peningkatan Upaya Promotif dan Preventif Dalam Rangka Mewujudkan Indonesia Sehat. Dengan mengambil tema Generasi Sehat Bebas Stunting, Darya-Varia memiliki komitmen untuk selalu mendukung program prioritas Pemerintah di bidang kesehatan masyarakat, yang akhirnya dapat menciptakan generasi Indonesia yang sehat, cerdas, dan berkualitas. Mengambil lokasi di desa Cibatok II, Kabupaten Bogor, program Generasi Sehat Bebas Stunting dapat menurunkan angka stunting pada anak sebesar 80% secara bertahap selama 5 tahun berjalan berkat sinergi yang solid antara Darya-Varia dengan seluruh elemen masyarakat serta mitra terkait.

dr. Ian Kloer, Presiden Direktur PT Darya-Varia Laboratoria Tbk, dalam sambutannya mengatakan, “Darya-Varia sebagai perusahaan farmasi yang bergerak di bidang kesehatan memiliki tanggung jawab moral untuk berkontribusi dalam implementasi program-program prioritas Pemerintah Indonesia di sektor kesehatan, termasuk program pengentasan Stunting telah menjadi isu kesehatan yang membutuhkan perhatian khusus di Indonesia. Upaya mengentaskan stunting di Indonesia bukan hanya masalah fisik, tetapi juga masalah sosial dan ekonomi yang mempengaruhi kesejahteraan bangsa”

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan. Menurut estimasi UNICEF, prevalensi stunting di Indonesia sangat tinggi, yaitu 31,8% pada tahun 2021. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia dan Afrika. Pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk menurunkan prevalensi stunting menjadi 14% pada tahun 2024.

dr. Boy Abidin OG (K), dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dalam pemaparannya mengatakan, “Stunting dipengaruhi  oleh  berbagai  faktor,  antara  lain  asupan  gizi,  status kesehatan, lingkungan sosial, lingkungan kesehatan, lingkungan permukiman, pendapatan, kesenjangan  ekonomi,  sistem  pangan,  jaminan  sosial,  sistem  kesehatan,  pembangunan pertanian,  dan  pemberdayaan  perempuan.  Oleh karena itu, stunting sudah menjadi isu kesehatan yang membutuhkan perhatian khusus di Indonesia. Perlawanan terhadap stunting memerlukan  pendekatan  sistematis  terhadap  ekosistem,  selain  pemenuhan  gizi  yang optimal. Edukasi seks dan reproduksi bagi remaja juga penting dan bermanfaat untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, dan  sikap  yang  diperlukan  untuk  membuat  keputusan  yang bertanggung jawab tentang seksualitas, kesehatan reproduksi, dan perencanaan keluarga. Pernikahan dini pada remaja dapat meningkatkan risiko seperti komplikasi kehamilan dan persalinan, kematian ibu dan bayi, infeksi menular seksual, kekerasan dalam rumah tangga, kemiskinan, dan stunting pada anak”

Program-program  yang  dijalankan  setiap  tahunnya  antara  lain  edukasi kesehatan secara umum kepada kader Duta Sehat, Pelatihan Peningkatan Kompetensi Bidan, Pemberdayaan Posyandu melalui pengadaan bahan makanan sehat dan peralatan kesehatan, pengecekan kesehatan gratis, mendukung pembangunan infrastruktur kesehatan seperti pembangunan Unit Kesehatan Sekolah, edukasi perilaku hidup sehat dan budaya cuci tangan di beberapa SD  sekitar,  edukasi  tentang  pemenuhan  gizi  pada  anak,  edukasi  keterampilan  orangtua mengasuh  anak  (parenting),  dan  edukasi  seks  dan  kesehatan  reproduksi  dengan  target siswa/i SMP untuk menekan angka pernikahan usia remaja.

Enjang Hariri, S.Ip, Sekretaris Desa Cibatok II juga menambahkan, “Kami sangat mengapresiasi Darya-Varia  yang telah melaksanakan berbagai program untuk membantu menurunkan angka stunting        ini secara berkelanjutan. Dengan dukungan yang terus-menerus, desa Cibatok II ini berhasil menurunkan angka stunting secara signifikan. Program ini menjadi berbeda karena kegiatan-kegiatan intervensi yang dilakukan lebih dari sekadar pemberian suplemen gizi dan nutrisi, namun sudah menargetkan hal-hal yang sifatnya pencegahan di hulu seperti penyuluhan kesehatan ibu dan anak, perbaikan sanitasi lingkungan, pemberdayaan keluarga, dan terutama edukasi dini pada remaja.

“Program ini sangat membantu keluarga kami untuk memenuhi kebutuhan gizi yang baik, seperti dengan memberikan suplemen, makanan bergizi, dan konsultasi kesehatan. Edukasi yang dilakukan juga memberikan pengetahuan dan keterampilan yang berguna untuk meningkatkan kualitas hidup, Kami berharap program ini terus dilanjutkan di tahun-tahun berikutnya untuk memberikan dampak positif bagi keluarga dan generasi mendatang, sehingga apa yang telah dicapai oleh program ini dapat berpengaruh pada prestasi dan potensi  anak-anak”,  tutup  Ningsih  Mintarsih, kader Posyandu yang sangat terbantu dari program Generasi Sehat Bebas Stunting.

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *