Dampak Imunisasi MMR
|Dr. Amar yang baik, anak saya usianya sudah 1 tahun dan imunisasinya sudah lengkap. Nah belum lama ini dokternya menganjurkan agar anak saya nanti diimunisasi MMR. Pertanyaan saya, seberapa pentingnya imunisasi MMR, dan apakah ada dampaknya bagi kesehatan si kecil? Karena pernah teman saya anaknya diimunisasi MMR, kemudian timbul gejala autis pada diri si anak. Mohon jawabannya ya dok! Terima kasih.
Liesda, Bandung
Imunisasi MMR memberikan kekebalan terhadap penyakit mumps (gondongan), measles (campak), dan rubella (campakJerman). Dulu memang ada penelitian yang menghubungkan antara imunisasi MMR dengan munculnya gejala autism pada anak. Namun, hipotesis tersebut telah diteliti lebih lanjut. Bahkan salah satu peneliti yang membuat hipotesis tersebut telah memberikan pernyataan bahwa imunisasi MMR bukan merupakan factor risiko autisme. Hal ini disimpulkan setelah dilakukan penelitian medis yang mendalam.
Imunisasi MMR sangat bermanfaat. Anak penderita campak yang belum diimunisasi MMR sebelumnya, dapat mengalami sakit campak yang berat dengan kemungkinan komplikasi radang paru (pneumonia) serta infeksi jaringan otak dengan kerusakan permanen (ensefalitis). Jadi, sebaiknya jangan ragu melakukan imunisasi ini.
MMR dapat berefek demam setelah vaksin (bias kapan saja dalam 7 hari setelah vaksin). Tapi jangan kuatir biasanya tak berat. Isu bahaya vaksin MMR dikaitkan dengan autism pertama kali diluncurkan oleh penelitian Andrew Wakefield tahun 1998 yang menyarankan vaksin MMR sebaiknya dipecah jadi komponen terpisah. Namun ternyata ia memiliki hak paten atas vaksin campak tunggal, yang bersaing dengan produsen MMR.
Penyelidikan selanjutnya tahun 2011 dimuat di British Medical Journal (BMJ) mengungkapkan bahwa pernyataan Wakefield telah menyebabkan penurunan tingkat vaksinasi MMR, dan terjadilah wabah penyakit Campak (measles), Gondongan/Parotitis (mumps) dan Rubella, yang sebenarnya dapat dicegah dengan vaksin MMR.
Penelitian terbesar dari Denmark membuktikan bahwa MMR tidak terkait dengan autisme. Penelitian mencakup semua anak yang lahir tahun 1991 hingga 1998, sebanyak 537.303 anak, 82% di antaranya telah mendapat vaksinasi MMR. Hasilnya, tidak ditemukan hubungan antara vaksin MMR dan autisme.
Bukti yang lebih banyak berasal dari Jepang yang berhenti menggunakan vaksin MMR pada tahun 1993 karena isu Wakefield. Penelitian terhadap 30.000 anak-anak ini membuktikan bahwa kasus autis metetap meningkat bahkan setelah vaksin MMR ditarik. Pengamatan ini memberikan bukti kuat bahwa vaksin MMR tidak ada kaitannya dengan autisme.
United States Institute of Medicine merangkum beberapa literature ilmiah pada Agustus 2011 dan menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan sebab akibat antara vaksin MMR dan autisme.