Dads Panutan Pertama Si Kecil
|Baik Moms maupun Dads sangat berperan pada tumbuh kembang anak. Tetapi seringkali hanya Mom yang dianggap memiliki ikatan yang sangat kuat dengan si kecil. Padahal Dad pun punya rasa kebapakan yang muncul setelah kehadiran si kecil.
Sebuah riset yang dirilis jurnal Biological Psychiatry pada 2010 menyebut, seperti juga ibu, ada hormon-hormon tertentu pada ayah yang dipengaruhi kehadiran seorang anak. Salah satunya, hormon oxytocin yang meningkat di minggu-minggu awal kelahiran bayi. Oxytocin atau hormon cinta kadarnya akan naik terus setiap kali Dads bermain dan menghabiskan waktu bersama si kecil.
Kebalikan dengan oxytocin, hormon testosterone alias hormon macho menurun kadarnya begitu jadi ayah. Hormon ini memicu sikap agresif dan menantang risiko pada pria. Semakin sering Dads berinteraksi dengan si kecil, kedua sikap itu akan semakin berkurang, membuat Dads lebih penyayang dan betah di rumah.
Secara psikologi, perhatian Dads terhadap anak juga sangat mempengaruhi perkembangan jiwanya. Bahkan Ronald Rohner, direktur pusat Study of Interpersonal Acceptance and Rejection, University of Connecticut, Amerika Serikat menyebut peran Dads pada beberapa segi lebih penting ketimbang Moms. Ia mencontohkan, kasus perilaku anak seperti depresi, putus asa, penyalahgunaan narkoba dan masalah psikologis lainnya lebih banyak karena penolakan Dads ketimbang Moms.
“Sebaliknya, bila si anak tahu ia dicintai ayahnya, besar kemungkinan ia akan tumbuh menjadi orang yang optimis dan bahagia,” tambah Rohner, yang merilis hasil penelitian timnya di jurnal Personality and Social Psychology Review.
Rohner juga menjelaskan, sebagai kepala keluarga, Dads memberi kesan yang sangat mendalam pada anak-anaknya dan menjadi panutan bagi mereka. Anak-anak juga cenderung mematuhi aturan dan lebih memperhatikan perkataan Dads ketimbang Moms. Pola asuh Dads biasanya berbeda dengan Moms dan lebih mengarah pada gaya authoritative parenting. Paduan antara kasih sayang dengan aturan yang jelas dan tegas. Ini terbukti dari riset yang dilakukan tim Brigham Young University, Amerika.
Agar peran ini bisa Dads jalankan dengan optimal, Laura Padilla-Walker dari tim riset Brigham Young University memberi beberapa saran. “Jadilah pendengar yang baik buat anak, memiliki hubungan yang akrab, menetapkan aturan yang tegas, sekaligus memberi kebebasan yang pantas,” katanya. Ia menambahkan, quality time sangat penting untuk mendekatkan Dads dengan si kecil.