Cegah Stroke Dengan Mengenali Fibrilasi Atrium
|Ada beragam masalah jantung, dan salah satunya adalah Fibrilasi Atrium atau FA. FA perlu dikenali dan diwaspadai Moms & Dads, karena merupakan faktor risiko stroke, serangan jantung hingga gagal jantung.
Fibrilasi Atrium atau FA adalah kelainan irama jantung berupa detak jantung yang tidak regular dan sering dijumpai pada populasi dunia, termasuk di negara kita. Kondisi ini dapat menyebabkan bekuan darah di jantung yang bila lepas ke sirkulasi sistemik akan memicu stroke.
Dr. dr.Ismoyo Sunu, SpJP(K), FIHA, FasCC, Ketua PP- Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia atau PERKI mengungkap, data WHO saat ini menunjukkan bahwa penyakit kardiovaskular merupakan penyebab kematian nomor 1 secara global, sebanyak 31%. “Pada tahun 2012, sekitar 17,5 juta orang di dunia meninggal dunia karena penyakit kardiovaskular, yang terdiri dari 42% kematian karena penyakit jantung koroner dan 38% karena stroke,” tuturnya pada jumpa pers di RS Harapan Kita, Jakarta, 25 Juli 2016.
Dr. Ismoyo menambahkan pentingnya masyarakat mengenali gejala FA agar terhindar dari stroke, gagal jantung atau serangan jantung terutama di usia produktif atau di bawah 60 tahun. Berikut adalah beberapa gejala FA yang dikemukakan Dr. Ismoyo:
- Mudah lelah
- Irama jantung tidak teratur
- Sesak nafas
- Jantung berdebar
- Kesulitan mengerjakan pekerjaan sehari-hari
- Rasa nyeri di dada dan dada serasa tertekan atau seperti diikat
- Pusing, rasa mengambang dan berputar hingga pingsan
- Buang air kecil melebihi frekuensi normal.
Ketua Indonesia Heart Rhythm Society atau InaHRS, Dr.dr. Yoga Yuniadi, SpJP(K) menjelaskan, Fibrilasi Atrium adalah kelainan irama jantung yang disebabkan oleh banyaknya sumber listrik jantung yang seharusnya hanya satu. “Pada FA, ada sekitar 450-600 sumber listrik di serambi kiri sehingga mengeluarkan impuls yang tidak beraturan,” ujarnya.
Keadaan ini memicu iregularitas laju jantung, bisa lebih cepat atau lebih lambat. Darah di jantung, khususnya pada serambi kiri, kemudian mengalami stasis atau berputar-putar dan melambat sehingga terjadi penggumpalan. Jika gumpalan darah keluar dari jantung dan sampai pada pembuluh otak akan menyebabkan terjadinya stroke. “Bila gumpalan darah yang terjadi cukup besar, bisa mengakibatkan kecacatan yang parah,” tambahnya.
Agar masyarakat umum lebih memahami FA, InaHRS bekerjasama dengan PERKI, Asia Pacific Heart Rhythm Society (APHRS), dan Perhimpunan Dokter Spesialis Syaraf Indonesia (PERDOSSI) menggelar Kampanye Kepedulian FA di Indonesia pada 24-31 Juli 2016. Selama kampanye diadakan pemeriksaan EKG gratis di fasyankes dan mall-mall di seluruh Indonesia, kemudian Simposium Dokter gratis untuk para dokter. “Puncaknya, pada 31 Juli digelar Fun Bike dan Ceramah Awam di Jakarta,” ujar Dr. Yoga, yang juga Ketua Panitia Atrial Fibrillation Campaign di Indonesia.