Cegah Kelumpuhan Pada Anak dengan Imunisasi Polio
|Polio adalah penyakit yang menyebabkan kelumpuhan dan dapat mengancam jiwa anak. Penyakit ini disebabkan oleh virus polio. Mengingat bahaya yang ditimbulkan, penyakit polio harus dicegah sedini mungkin. Bagaimana cara mencegahnya? Yuk simak informasinya di bawah ini.
Bahaya Penyakit Polio
Menurut Prof. Dr. dr. Hartono Gunardi, Sp.A(K), dalam media briefing Sanofi pada Kamis (30/11/2023), penyakit polio merupakan penyakit yang menyerang sistem saraf dan dapat menyebabkan kelumpuhan dalam hitungan jam. Satu dari 200 infeksi menyebabkan kelumpuhan permanen, biasanya pada kaki.
Sebanyak 5-10 persen pasien polio yang lumpuh dapat meninggal jika otot pernapasannya tidak dapat bergerak. Bahayanya lagi, polio lebih sering menyerang anak-anak di bawah usia lima tahun. Polio ditularkan secara fecal-oral dan dapat masuk ke sistem air sehingga lebih mudah menular.
Pada tahun 2014, WHO menyatakan Indonesia telah bebas polio. Hal tersebut setelah Indonesia melaksanakan Pekan Imunisasi Nasional sejak tahun 1995. Namun, sayangnya penyakit polio kembali ditemukan pada November 2022 di Provinsi Aceh. Begitupun pada Maret 2023 di Jawa Barat. Total ada 11 kasus dan dua di antaranya mengalami kelumpuhan.
2 Jenis Vaksin Polio
Salah satu cara paling efektif untuk mencegah terjadinya polio adalah dengan memberikan imunisasi. Saat ini terdapat dua jenis vaksin polio, yaitu:
1. Oral Poliovirus Vaccine (OPV)
Ini merupakan vaksin polio yang paling umum digunakan. Ada berbagai jenis vaksin polio oral yang mungkin mengandung satu, kombinasi dua, atau tiga serotipe vaksin yang dilemahkan. Salah satu jenis vaksin virus polio oral adalah vaksin bivalent oral poliovirus (bOPV), yang digunakan dalam imunisasi rutin di seluruh dunia.
2. Inactivated Poliovirus Vaccine (IPV)
Vaksin ini terdiri dari strain virus polio yang dimatikan dari ketiga jenis virus polio dan menyediakan antibodi untuk ketiga jenis virus polio tersebut. Jika terjadi infeksi, antibodi ini mencegah penyebaran virus ke sistem saraf pusat dan melindungi dari kelumpuhan.
Namun, IPV menginduksi tingkat kekebalan yang sangat rendah di usus. Akibatnya, ketika seseorang yang diimunisasi IPV terinfeksi virus polio liar, virus tersebut masih dapat berkembang biak di dalam usus dan keluar melalui tinja, sehingga berisiko melanjutkan sirkulasi.
Semakin banyak negara maju dan bebas polio yang menggunakan IPV sebagai vaksin pilihan. Hal ini karena risiko lumpuh polio yang terkait dengan penggunaan OPV secara rutin dianggap lebih besar dibandingkan risiko virus liar yang diimpor.
Akan tetapi, karena IPV tidak menghentikan penularan virus, OPV digunakan di mana pun terjadi wabah polio yang perlu diatasi. Setelah polio diberantas, penggunaan semua OPV perlu dihentikan untuk mencegah terjadinya kembali penularan akibat poliomielitis yang berasal dari vaksin (VDPV).
Jadwal Imunisasi Rutin Polio
Kementerian Kesehatan RI merekomendasikan pemberian empat dosis OPV dan dua dosis IPV. Pastikan Mom & Dad memberikan imunisasi polio pada si kecil sesuai jadwal, ya. Dengan begitu, perlindungan terhadap virus polio akan semakin maksimal. Simak jadwal pemberian imunisasi rutin polio berikut ini:
1 Bulan: OPV1
2 Bulan: OPV2
3 Bulan: OPV3
4 Bulan: OPV4, IPV1
9 Bulan: IPV2
Ada beberapa kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) yang mungkin terjadi setelah pemberian imunisasi, yaitu kemerahan, bengkak, atau kemerahan pada tempat suntikan. Tak perlu khawatir bila hal tersebut terjadi.
Nah itulah beberapa informasi terkait penyakit polio dan cara mencegahnya. Pastikan Mom tidak melewatkan jadwal imunisasi untuk melindungi si kecil dari penyakit polio, ya.