Download!Download Point responsive WP Theme for FREE!

Cegah AMR dengan Bijak Menggunakan Antibiotik

Foto: Istimewa
Foto: Istimewa

Moms & Dads, penggunaan antibiotik yang tidak tepat menyebabkan terjadinya antimicrobial resistancy atau AMR. Dampaknya sangat berbahaya. Seseorang yang sudah resisten terhadap antimikroba harus menjalani pengobatan yang lebih lama saat sakit, risiko infeksi tinggi setelah pembedahan, hingga risiko kematian meningkat.

“AMR sudah menjadi tantangan kesehatan global. Datanya, kematian akibat AMR mencapai 700 ribu per tahun. WHO memperkirakan pada 2050, ada 10 juta kematian per tahun akibat AMR dan kehilangan GDP hingga 100 triliun dollar,” tutur Dra. R. Dettie Yuliati, M.Si., Apt., Direktur Pelayanan Kefarmasian, Direktorat Pelayanan Kefarmasian, Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI.

Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. dr. Nila F. Moeloek SpM(K) juga mengungkapkan hal yang sama di Simposium Nasional “More Protection, Less Antimicrobial,” yang digelar PERSI (Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia) bersama PT Unilever Indonesia Tbk, di Balai Kartini, Jakarta, 27 Februari 2018. Menkes menambahkan, ada dua strategi pengendalian AMR, yaitu mencegah berkembangnya mikroba resisten dan mencegah penyebaran mikroba resisten dengan penggunaan antibiotik yang bijak dan taat terhadap prinsip pencegahan dan pengendalian infeksi.

Bukan hanya kalangan professional, seperti tenaga medis dan apoteker yang perlu menjalankannya, tetapi juga seluruh masyarakat.  Moms & Dads sekeluarga diharapkan untuk selalu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) agar terhindar dari infeksi bakteri. Pemerintah sendiri memiliki beberapa program edukasi kesehatan, seperti Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) dan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat atau GERMAS, yang melahirkan Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat atau GeMa CerMat.

Untuk pemakaian antibiotika, GeMa CerMat merilis lima poin penting yang disebut 5T buat publik, yaitu:

  1. Tidak membeli antibiotik sendiri tanpa resep dokter
  2. Tidak menggunakan antibiotik untuk selain infeksi bakteri
  3. Tidak menyimpan antibiotik di rumah
  4. Tidak memberi antibiotik sisa kepada orang lain
  5. Tanyakan pada apoteker informasi obat antibiotik.

Dalam mengedukasi publik tentang PHBS dan pengendalikan AMR, PERSI juga bekerjasama dengan PT Unilever Indonesia, Tbk. Melalui brand Lifebuoy sejak 2004, mereka menggelar edukasi pentingnya cuci tangan pakai sabun di lingkungan fasilitas kesehatan maupun fasilitas umum dan rumah. Hingga akhir 2017, program ini telah menjangkau 91 juta tangan sehat di seluruh Indonesia. Drg. Ratu Mirah Afifah GCCLinDent., MDSc, Division Head for Health & Wellbeing and Professional Institution Unilever Indonesia Foundation mengungkap, targetnya akan ada 100 juta tangan sehat di Indonesia pada 2020.

dr. Robert Imam Sutedja - Ketua Lembaga HSR  PERSI; dr. Anis Karuniawati, PhD., SpMK(K)- Kepala Laboratorium Mikrobiologi, FKUI RSCM; dr. Kuntjoro Adi Purjanto, Mkes - Ketua Umum PERSI; Prof. Dr. dr. Nila F. Moeloek SpM(K) - Menteri Kesehatan; dr. Erni Guntarti Tjahjo Kumolo - Ketua Umum Tim Penggerak PKK Pusat; Dra. R. Dettie Yuliati, M.Si., Apt - Direktur Pelayanan Kefarmasian; dr. Mirta Widia MARS, MH.Kes - Kompartemen Organisasi & Hubungan Antar Lembaga PERSI; drg Ratu Mirah Afifah GCCLinDent., MDSc - Unilever Indonesia Foundation; dr. Henry Boyke Sitompul SpB(K) Trauma FICS, Surveyor Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS) saat Simposium Nasional
dr. Robert Imam Sutedja – Ketua Lembaga HSR PERSI; dr. Anis Karuniawati, PhD., SpMK(K)- Kepala Laboratorium Mikrobiologi, FKUI RSCM; dr. Kuntjoro Adi Purjanto, Mkes – Ketua Umum PERSI; Prof. Dr. dr. Nila F. Moeloek SpM(K) – Menteri Kesehatan; dr. Erni Guntarti Tjahjo Kumolo – Ketua Umum Tim Penggerak PKK Pusat; Dra. R. Dettie Yuliati, M.Si., Apt – Direktur Pelayanan Kefarmasian; dr. Mirta Widia MARS, MH.Kes – Kompartemen Organisasi & Hubungan Antar Lembaga PERSI; drg Ratu Mirah Afifah GCCLinDent., MDSc – Unilever Indonesia Foundation; dr. Henry Boyke Sitompul SpB(K) Trauma FICS, Surveyor Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS) saat Simposium Nasional

 

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *