Bracelet of HOPE, Harapan Turunkan Angka Kanker Serviks
|Sepanjang bulan kasih sayang ini, bila Moms & Dads berkunjung ke Senayan City, Jakarta Selatan, Moms & Dads akan melihat pop-up booth Bracelet of HOPE atau Gelang Harapan Kanker Serviks di dekat main atrium. Deretan untaian gelang hijau turqoise bertulisan KICKS dan HOPE tampak menghiasi seluruh area booth.
“Dengan membeli Gelang Harapan seharga 150 ribu rupiah, kita berdonasi untuk kegiatan pencegahan kanker serviks,” ujar Wulan Guritno, artis sekaligus co-founder gerakan Bracelet of HOPE. Ia menambahkan, edisi Gelang Harapan #CegahKankerSeviks dibuat khusus dengan bahan kain jumputan dari rumah produksi Ghea Panggabean. Warna hijau turquoise adalah warna resmi gerakan kanker serviks di seluruh dunia, dan gelang ini dibuat oleh 20 ibu pengrajin binaan Bracelet of HOPE.
Gelang Harapan Kanker Serviks pertama kali diluncurkan pada Desember 2017, sebagai hasil kolaborasi Koalisi Indonesia Cegah Kanker Serviks atau KICKS dengan Yayasan Dunia Kasih Harapan ”Bracelet of HOPE.” Bekerja sama dengan Senayan City, pop-up booth berdiri dari 5-25 Februari 2018, dengan serangkaian kegiatan, termasuk talkshow edukatif Kenali Pencegahan Kanker Serviks untuk komunitas perempuan, pada Sabtu, 17 Februari.
“Kanker serviks sangat bisa dicegah karena penyebab utamanya adalah virus, tidak ada faktor keturunan,” ujar dr. Adriansjah Dara, SpOG, MKes., Ob/Gyn Specialist Siloam Hospital Semanggi saat talkshow. “Hanya saja karena posisi leher rahim yang tidak terlihat dan tidak ada gejala di stadium awal, kanker ini sulit dideteksi,” tambahnya.
Menurut data GLOBOCAN 2012, satu perempuan meninggal setiap jam akibat kanker serviks dan ada 58 kasus baru setiap harinya. Di negara kita, kanker serviks termasuk dua besar penyebab kematian perempuan selain kanker payudara.
Ada dua upaya pencegahan primer kanker serviks menurut dr. Dara, yaitu edukasi dan pemberian vaksin HPV (Human Papillomavirus). Pencegahan sekundernya adalah skrining rutin, seperti Pap Smear, Tes IVA dan Tes HPV DNA. “Perempuan yang aktif secara seksual sebaiknya rutin Pap Smear setahun sekali,” ujarnya.
Dr. Dara menjelaskan, baik perempuan maupun laki-laki perlu memiliki pengetahuan tentang virus HPV karena laki-laki bisa menjadi pembawa virus. Sampai sekarang sudah terdeteksi ratusan jenis virus HPV. Virus HPV tipe 16 dan 18 adalah yang paling berisiko menyebabkan kanker serviks.
“Seseorang umumnya terkena virus HPV di usia muda, usia produktif 25-30 tahun. Perjalanan virus ini untuk menjadi kanker sangat panjang. Seseorang yang terjangkit virus di usia 25, kemungkinan baru terdeteksi kanker 20 tahun kemudian,” papar dr. Dara. Itu sebabnya penting memberikan vaksinasi HPV pada anak-anak perempuan di usia 10 tahun ke atas.
Seorang penyintas, Elly Mawati, juga menekankan pentingnya deteksi dini. “Saya termasuk yang rajin Pap Smear. Kanker serviks terdeteksi di stadium awal sehingga saya tak perlu menjalani operasi. Sekarang sih, saya lebih banyak mengonsumsi sayuran dan buah, menghindari asap rokok dan rajin olahraga,” tuturnya.
Untuk lebih mensosialisasikan pencegahan kanker serviks, KICKS memilih sejumlah public figure sebagai Duta Cegah Kanker Serviks. Dua nama yang baru bergabung Desember 2017 adalah aktris Hannah Al Rasyid dan bintang remaja Syifa Hadju. Usai talkshow, keduanya mendapat suntikan vaksinasi HPV pertama dari dr. Carmen Yahya (YKI DKI Jakarta). Moms & Dads juga bisa memperoleh informasi dan memberikan dukungan lewat situs www.cegahkankerserviks.org atau www.gelangharapan.com dan berbagai media sosial.