Download!Download Point responsive WP Theme for FREE!

Bedong Bayi, Perlukah?

Foto: Istimewa
Foto: Istimewa

Salah satu kebiasaan orang tua kita di masa lalu, yang masih sering dilakukan sampai sekarang adalah bedong bayi. Bayi baru lahir, dibungkus ketat dengan selimut sehingga tampak sulit bergerak. Mitosnya, bedong bisa meluruskan kaki si kecil yang cenderung tertekuk.

Tradisi ini tidak hanya ada di negara kita, dunia internasional pun mengenal bedong bayi dan sempat mengundang kontroversi. Ada beberapa manfaat yang dipercayai dari bedong bayi, tetapi ada juga sisi negatifnya. So, Moms & Dads lebih baik pikir-pikir dulu sebelum melakukannya.

Sisi positif:

  • Mengurangi gerak reflek bayi saat tidur. Walaupun ini tidak mengganggu dan sangat normal, tapi cukup berguna untuk menenangkannya setelah terlalu banyak bermain di siang hari.
  • Membuat si kecil merasa hangat, nyaman dan aman seperti masih dalam rahim Moms.
  • Mampu meluruskan kaki bayi yang cenderung tertekuk. Tetapi ini dianggap hanya mitos.

Sisi negatif

  • Membatasi gerak bayi sehingga bisa menghambat perkembangan motorik.
  • Bila dipaksakan untuk meluruskan kaki, tulang pahanya malah bisa terganggu.

Para ahli menyebut, bedong bayi cukup aman dilakukan hingga usia satu bulan. Setelah itu, tumbuh kembangnya justru bisa terhambat. Si kecil tidak punya cukup ruang gerak untuk mengoptimalkan kemampuan motorik sekaligus pertumbuhan otot dan tulang.

Bila Moms & Dads tetap memilih bedong bayi, pastikan ia tidak sedang lapar atau basah sebelum dibedong. Selain itu, jangan sampai bedong menutupi wajah, terutama hidung dan mulut, agar ia bisa bernafas dengan bebas dan tidak kepanasan. Bila si kecil terlihat menendang kain bedong, itu pertanda Moms & Dads harus melepasnya.

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *