Ada Gulali di Hatiku, Ceria Dalam Keberagaman Anak Rusun
|Tampil di pentas megah Ciputra Artpreneur Theater – Kuningan, Jakarta Selatan, tidak membuat anak rusun Jakarta grogi. Mereka sukses mempersembahkan Drama Musikal Operet Aku Anak Rusun, Ada Gulali di Hatiku, di depan Gubernur DKI Jakarta Djarot Saeful Hidayat, Eyang Titiek Puspa, Kepala BEKRAF Bapak Triawan Munaf, tokoh-tokoh dan ratusan penonton lainnya, Kamis, 21 September 2017.
Pementasan ini bermula dari program Aku Anak Rusun, yang membentuk komunitas paduan suara para penghuni rumah susun di DKI Jakarta. Didukung Perkumpulan Artsip dan Sekolah Musik Gloriamus, gagasan Ibu Veronica Basuki Tjahaja Purnama dan Ibu Happy Farida Djarot ini kemudian berkembang menjadi sebuah operet, yang melibatkan 141 anak rusun usia 6-17 tahun. Setelah berlatih berbulan-bulan, mereka pun tampil bersama 20 penari profesional, Soundkestra, Taman Suropati Chambers serta penyanyi cilik terkenal Naura, dan pianis remaja tunanetra Fira Christianto.
“Kami melihat potensi dan bakat yang dapat dikembangkan menjadi sebuah karya seni untuk anak-anak rusun. Ini juga menjadi kesempatan bagi mereka untuk menunjukkan bakat menyanyi atau berakting kepada masyarakat luas,” tutur Dovieke Angsana, Ketua Penyelenggara Operet Aku Anak Rusun.
Anak-anak dari lima rusun — Rusun Tipar Cakung, Rusun Pulogebang, Rusun Albo –Cakung Barat, Rusun Tambora dan Rusun Marunda — ada yang tergabung dalam paduan suara sebagai pengiring cerita, ada pula yang berakting dan menari. Total ada 19 lagu anak, lagu daerah dan lagu nasional, seperti Naik Kereta Api, Lihat Kebunku, Rasa Sayange, Gundul Pacul, Manuk Dadali, Maju Tak Gentar dan lainnya, yang dibalut dalam sebuah kisah menarik ber-setting RPTRA rusun.
Penulis naskah Vanda Parengkuan menuliskan kisahnya berdasarkan lagu-lagu tersebut. Terciptalah sebuah cerita kehidupan anak rusun, yang memiliki keragaman suku dan budaya. Permen gulali dijadikan simbol manisnya persahabatan mereka dalam keberagaman. “Perbedaan suku dan budaya malah membuat persahabatan mereka semanis gulali,” ujar Rita Dewi Saleh, sutradara Ada Gulali di Hatiku.
Penyanyi cilik Naura tampil menyanyikan Bungong Jeumpa, Yamko Rambe Yamko dan Paris Barantai bersama para penari dalam operet ini. Sementara pianis Fira Christiano mengiringi adegan para pejuang kemerdekaan dengan lagu Tanah Air dan Maju Tak Gentar, yang sangat menggugah rasa nasionalisme.
Istimewanya, pertunjukan dibuka Addie MS, yang memimpin penonton menyanyikan lagu Rayuan Pulau Kelapa dan Garuda Pancasila. Di atas panggung, konduktor terkenal ini ditemani 40 guru Paud berbusana daerah dari berbagai rusun. Sebagai penutup operet, Ibu Veronica Basuki Tjahaja Purnama memainkan cello membawakan lagu Ibu Pertiwi dan Kebyar Kebyar bersama putrinya dan Soundkestra.
“Gagasan mementaskan anak-anak rusun ini lahir ketika saya dan Ibu Happy melihat perayaan HUT DKI Jakarta di Monas. Eyang Titiek Puspa juga pernah datang ke rumah membawa CD lagu anak-anak, yang semakin jarang terdengar,” papar Ibu Veronica usai pementasan. Ibu Happy Djarot, yang juga Ketua Penggerak PKK DKI Jakarta berharap, ”Semoga acara ini dapat memberikan pengalaman dan harapan baru bagi anak-anak Indonesia, khususnya penghuni rusun.”