Tiga Tahap Atasi Kehilangan Si Kecil
|Orang tua mana yang tidak hancur hatinya ketika si kecil ‘pergi’ mendahului mereka. Menangislah. Menangis sepuasnya akan membantu meringankan beban duka Moms & Dads, sekaligus menyiapkan mental kita untuk meneruskan hidup.
Dukungan keluarga sangat dibutuhkan dalam momen seperti ini. Hindari mengatakan, “Sudah yang tabah ya, jangan menangis terus!” Karena saat orang merasa kehilangan, bersedih dan menangis adalah salah satu cara untuk menerima keadaan yang telah menimpa. Jadi menangislah saat memang harus menangis, jangan dilarang.
Rasa ikhlas menerima kondisi dan cobaan akan tergantung pada cara Moms & Dads menghadapinya. Moms kemungkinan besar lebih sulit mengikhlaskan kepergian si kecil, yang biasanya lebih dekat kepada Moms dibanding Dads. Apalagi untuk anak usia pra remaja, yang memiliki tingkat ketergantungan sangat tinggi dengan ibunya. Begitu pula dengan orang tua yang membutuhkan waktu lama untuk mendapatkan keturunan.
Ada tiga tahap yang umum dialami orang tua yang baru kehilangan si kecil, yaitu:
Fase Denial atau Pengingkaran
Pada hari-hari pertama, perasaan denial akan hadir. Akan timbul pertanyaan seperti, “Kok dia tega meninggalkan saya?” atau “Kenapa saya yang harus mengalami hal ini, kenapa bukan orang lain?”
Bisa jadi hampir 24 jam Moms & Dads hanya menghabiskan waktu dengan menangis dan memeluk barang kesayangan si kecil. Tidak mengapa, fase ini memang harus dilewati. Di sinilah peran Dads yang lebih stabil emosinya, dan keluarga besar, memberi dukungan sepenuhnya pada Moms, yang butuh didengarkan curhatannya.
Fase Anger
Setelah pengingkaran, akan hadir rasa marah, baik marah pada diri sendiri, lingkungan, keadaan, atau bahkan pada Tuhan. Pertanyaan lain pun akan timbul pada fase ini, seperti, “Kenapa Tuhan begitu tega pada saya”, “Ah, seharusnya saya bisa merawat anak saya lebih baik,” atau “Seandainya saya tidak pergi, pasti kecelakaan itu tidak akan terjadi.” Dalam kondisi seperti ini, Moms akan menyalahkan siapapun karena timbul rasa penyesalan atas apa yang telah terjadi.
Fase Acceptance
Setelah melewati masa sulit, bahkan hingga depresi, fase acceptance atau penerimaan akan hadir pada akhirnya. Untuk sampai pada tahap menerima kondisi dengan ikhlas, bisa jadi membutuhkan waktu yang panjang. Moms & Dads mungkin harus banyak berkompromi sebelumnya. Pada fase ini, orangtua, terutama Moms mulai bangkit dan siap untuk melanjutkan hidup normal.