Rolls-Royce Dukung Pendidikan Tinggi Kita
|Pembangunan di negara kita akan lebih pesat bila infrastruktur pendidikan tinggi berkembang baik. Begitu menurut Rolls-Royce dalam diskusi panel bersama Adrian Short, Presiden Direktur PT Rolls-Royce, Indonesia, dengan para panelis: Professor Bambang Riyanto Trilaksono -Wakil Rektor Bidang Penelitian, Inovasi dan Kerjasama ITB, Dr. Riani Rachmawati – Direktur Sumber Daya Manusia UI, Dr. Ir. Patdono Suwignjo – Dirjen Kelembagaan Bidang IPTEK dan Pendidikan Tinggi (Dikti), dan Femmy Soemantri – Manager Program Senior – Newton Fund, British Council, di Hotel Mulia Senayan, Jakarta, 17 Mei.
“Indonesia mempunyai potensi untuk beralih dari ekonomi berbasis manufaktur tradisional menjadi manufaktur bernilai tinggi. Indonesia dapat ambil bagian dalam rantai pasokan global dengan melakukan investasi bagi para pemimpin pendidikan yang mendorong perubahan,” kata Adrian Short, Presiden Direktur PT Rolss-Royce, Indonesia.
Rolls-Royce, bekerjasama dengan Newton Fund dan British Council Indonesia, menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi untuk mendirikan International Learning Experience Programme sejak September 2015. Program 10 hari ini akan dilaksanakan untuk tiga tahun pertama, mulai 2015 di Ashridge Business School, Inggris.
Para pemimpin bidang pendidikan dari universitas-universitas di Indonesia dipilih untuk mengikuti program ini. Kelompok pertama terdiri dari 10 delegasi, memulai program pada 21 September 2015. Mereka adalah para dekan dan peneliti dari ITB, UI, ITS, UGM, dan Kemenristekdikti. Para peserta ini berkesempatan untuk berinteraksi dengan para ahli pendidikan tinggi global Inggris, salah satunya Nottingham University, yang telah bekerjasama dengan Rolls-Royce di bidang riset teknologi manufaktur sejak 1999.
Rolls-Royce sendiri mengembangkan lima bidang bisnis: Kedirgantaraan Sipil, Kedirgantaraan Pertahanan, Kelautan, Nuklir dan Sistem Pembangkit Listrik. Pelanggannya tersebar di lebih dari 120 negara, yang terdiri dari 400 lebih perusahaan penerbangan dan leasing, 160 angkatan bersenjata, 4.000 pelanggan bidang kelautan termasuk 70 angkatan laut, dan lebih dari 5.000 pelanggan dalam bidang kelistrikan tenaga dan nuklir.