Download!Download Point responsive WP Theme for FREE!

Fakta Mikrosefalus Pada Bayi

Foto: Istimewa
Foto: Istimewa

Wabah virus Zika di musim hujan ini membuat Moms perlu waspada agar janin tidak mengalami mikrosefalus. Sebuah gigitan nyamuk aedes aegypti di siang hari, bisa menanamkan virus Zika pada Moms hamil sehingga si kecil terlahir dengan ukuran kepala di bawah normal.

Tidak hanya memiliki ukuran kepala kecil, bayi dengan mikrosefalus biasanya disertai dengan perkembangan otak yang tidak sempurna. Bahkan pertumbuhannya dapat terhenti di tahun pertama. Akibatnya, terjadi keterlambatan tumbuh kembang, kecerdasan rendah hingga kehilangan pendengaran.

Dampak mikrosefalus dapat berbeda-beda pada setiap bayi. Si kecil perlu ditangani dokter sejak lahir untuk memantau perkembangan dan mengatasi beragam masalah yang timbul. Sayangnya, hingga saat ini belum ada teknologi yang bisa memperbaiki kondisi ini.

“Belum ada metoda penyembuhan. Hanya ada terapis untuk membantu si kecil mengatasi keterlambatan tumbuh kembangnya,” ujar Dr. Hannah M. Tully, neurolog Seattle Children’s Hospital yang ahli di bidang kesalahan formasi otak.

Kasus kepala kecil ini sebenarnya sudah lama ditemui, jauh sebelum wabah virus Zika. Sebagian besar diakibatkan oleh faktor genetis abnormal. Kondisi ini juga bisa dipicu oleh infeksi pada janin akibat rubella atau campak Jerman, toksoplasma yang biasa ada pada daging mentah dan kotoran kucing, serta cytomegalovirus.

Moms yang mengkonsumsi alkohol, kurang gizi atau mengidap diabetes juga memiliki risiko yang cukup besar untuk melahirkan bayi dengan mikrosefalus. Bila kelainan ini terjadi dalam tahun pertama kelahirannya, kemungkinan si kecil mengalami cedera otak saat persalinan.

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *