Menghargai Kecerdasan Si Kecil Ala Kak Seto
|Setiap anak unik. Kalimat ini tentu sudah sering Moms & Dads dengar. Bagaimana dengan kalimat ‘setiap anak cerdas’? Yap, si kecil memiliki kecerdasan masing-masing yang mungkin selama ini tidak disadari oleh orangtuanya sendiri.
Kak Seto Mulyadi memaparkan kecerdasan anak dalam sebuah class meeting di ajang Tupperware SheCan! Award 2015. Kecerdasan tidak harus ditunjukkan dengan prestasi akademik. Ia mencontohkan lima sosok bernama sama dengan beragam profesi yang menunjukkan kecerdasan berbeda.
Rudi Habibie, Rudi Hartono, Rudi Hadisuwarno, Rudi Salam dan Rudi Chaerudin. Tentu Moms & Dads akrab dengan kelima nama ini kan? Mereka pastinya memiliki kecerdasan yang tidak diragukan lagi dalam bidang engineering, bulutangkis, hair styling, seni peran, dan kuliner.
“Siapa paling cerdas? Semuanya cerdas. Tapi sering terjadi diskriminasi karena banyak orangtua menganggap kecerdasan anak hanya dilihat dari nilai akademis. Padahal kita perlu menghargai semua kecerdasan yang dimiliki putra-putri kita. Baik di bidang akademis, musik, olahraga, dan lainnya,” tutur psikolog anak ini.
Moms & Dads, sering kali orangtua berambisi membuat si kecil tampak ‘cerdas’ sejak usia dini. Kak Seto mengungkap, banyak sekali orangtua yang sudah mengirim putra-putrinya ke sekolah padahal usianya belum mencukupi. Tidak sedikit juga orangtua yang membebani si kecil dengan beragam les. Padahal mengikuti kurikulum pendidikan saat ini saja anak mungkin sudah kerepotan.
“Berangkat ke sekolah anak sampai harus bawa ‘kopor’. Pulang sekolah masih perlu ikut les ini itu, akhirnya anak teler. Sekolah menjadi semacam penjara. Si kecil bisa stress,” ujarnya sambil menambahkan stress memicu perilaku bully, beragam adiksi, bahkan bisa sampai bunuh diri.
Pencipta Si Komo ini mengingatkan, pada dasarnya semua anak senang belajar, dan belajar adalah hak si kecil. Tapi bila ia harus belajar di bawah tekanan, si kecil pun bisa depresi. Ambisi orangtua bahkan dapat menjadikan si kecil mengalami kekerasan dalam rumah.
“Bila si kecil tidak suka belajar, orangtua perlu introspeksi diri. Apakah ia sering dijewer? Dicubit? Dibentak? Atau mungkin pernah dikurung? Stop kekerasan pada anak. Hargai kecerdasannya dan dukung anak untuk belajar dalam suasana gembira,” pesan Kak Seto.
Menurutnya, si kecil lebih bisa belajar secara efektif bila ia berpikir positif dengan emosi dan tubuh yang sehat. Moms & Dads bisa mendampinginya belajar lewat permainan, media hiburan, dan buku yang berwarna-warni.