Menenangkan Si Kecil Saat Tantrum
|Di usia balita, si kecil tengah belajar bereksplorasi, termasuk dengan emosinya sendiri. Siap-siap deh, Moms menghadapi sikap berlebihan, salah satunya menangis menjerit-jerit hingga bergulingan atau tantrum.
Tantrum biasanya terjadi saat si kecil menginginkan sesuatu yang tak mau Moms atau Dads penuhi. Tak sedikit orangtua yang akhirnya mengalah dan menyerah karena tidak tega, risih atau malu melihat tingkah si kecil di tempat umum. Tidak jarang pula yang terpancing marah hingga memperburuk keadaan.
Bagaimana mengatasinya? Psikolog anak Vera Itabiliana Hadiwidjoyo, Psi. punya tips untuk menghadapi si kecil yang sedang histeris.
- Jangan pernah memenuhi keinginan anak tantrum. Sekali Moms & Dads penuhi permintaannya , si kecil akan menggunakannya terus sebagai cara untuk mendapatkan apapun.
- Tenangkan si kecil yang sedang menjerit-jerit dengan cara memeluknya. Bila ia sulit ditenangkan, biarkan sebentar dengan tetap mengawasinya.
- Saat si kecil tantrum di tengah mal, Moms sebaiknya mengangkat dia ke tempat yang lebih tenang.
- Ajaklah si kecil berbicara dengan tenang mengapa ia marah. Hindari berbicara dengan nada marah apalagi membentaknya karena akan membuatnya semakin menjadi.
- Beri pengertian bahwa ia boleh marah dan bisa mengekspresikan kemarahannya dengan kata-kata. Ajari kalimat simple, misalnya, ‘Mom, aku marah’ atau ‘Mom, aku kesal sekali.’
- Jangan mengabaikan si kecil yang sedang tantrum karena ia akan semakin kecewa dan kehilangan kepercayaan.
- Bila kemarahan Moms sudah di ubun-ubun, sebaiknya menahan diri dan tinggalkan si kecil dalam penjagaan orang lain. Setelah tenang, barulah Moms kembali menghadapi si kecil.
Tantrum biasanya terjadi di usia 1-5 tahun. Vera mengungkap, bila si kecil masih sering tantrum di usia sekolah berarti ada yang salah dengan pola asuh dan perkembangan psikologinya.