Download!Download Point responsive WP Theme for FREE!

Stress Pengaruhi Rencana Hamil

Foto: Istimewa
Foto: Istimewa

Saat kehamilan tak juga kunjung datang, tidak jarang membuat Moms & Dads merasa tertekan. Apalagi bila ada saja yang bertanya,”Kapan punya momongan?” Pertanyaan itu hanya akan semakin memicu stress, terutama buat Moms.

Padahal stress mempengaruhi pembuahan karena mengganggu fungsi hypothalamus, kelenjar otak yang mengatur selera dan emosi kita.  Kelenjar ini juga mengatur kerja hormon untuk melepaskan sel telur dari ovarium.

Stress bisa membuat masa ovulasi Moms terlambat atau tidak terjadi sama sekali. Jadi, peluang Moms hamil mengecil, apalagi bila Moms & Dads mengatur waktu berhubungan hanya berdasarkan siklus menstruasi Moms.

Walaupun begitu, tidak usah panik dulu, Moms. Pengaruh stress pada setiap individu bisa berbeda. Ada yang langsung terpengaruh karena kecapean setelah dinas keluar kota beberapa hari. Tetapi ada juga yang tetap mengalami siklus normal meski baru ditimpa musibah.

Kita juga harus membedakan antara stress mendadak dengan stress yang berkepanjangan. Jika tingkat stress Moms tinggi tetapi konsisten, tubuh akan menyesuaikan diri dan kemungkinan besar Moms akan mengalami ovulasi secara normal. Proses ovulasi lebih mudah dipengaruhi stress mendadak, misalnya ada musibah atau anggota keluarga meninggal, meski seperti telah disebut tadi, ada juga Moms yang tidak terpengaruh.

Stress tidak hanya disebabkan oleh kejadian negatif. Coba deh ingat-ingat, Moms pernah stress menjelang pernikahan? Yap, momen bahagia pun bisa menimbulkan stress, dan tidak sedikit calon pengantin yang mengalami perubahan siklus ovulasi karena terlalu excited memikirkan pernikahannya.

Moms bisa mengenali stress dari cairan servik yang Moms keluarkan. Biasanya cairan ini banyak keluar menjelang masa ovulasi. Kondisi stress membuat cairan keluar dengan masa yang lebih panjang. Ini tanda bahwa tubuh Moms berusaha untuk melakukan ovulasi tapi terus-menerus dihambat.

Jadi, berusahalah untuk lebih santai dan menghindari stress agar rencana kehamilan Moms berjalan lancar. Kabar baiknya, keterlambatan ovulasi tidak memperpendek fase luteal alias masa 12-16 hari setelah ovulasi, sebelum jadwal menstruasi berikutnya. Fase luteal yang pendek berisiko keguguran bagi Moms.

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *