Edukasi Kesehatan Kehamilan, Bersalin dan KB di Masa Pandemi
|Dies Natalis FKUI ke-71 tahun 2021 yang diselenggarakan oleh ILUNI FKUI angkatan tahun 1996 mengadakan Virtual Press Conference dengan tema “Karsa dan Cita untuk Indonesia” pada Senin, 14 Desember 2020. Membahas mengenai edukasi kesehatan terkait kehamilan, bersalin, dan KB di masa pandemi, serta menjaga kebugaran selama masa pandemi. Dies Natalis FKUI 2021 dikordinir oleh para alumni yang telah 25 tahun menjadi dokter yang menyelenggarakan beragam kegiatan dan acara ini mengingat bertepatan dengan 100 tahun Gedung FKUI yang didirikan sebelum kemerdekaan.
Dr. Fifi Mutia, Ketua Pelaksana Dies Natalis FKUI 2021 mengemukakan, “Tahun ini, ILUNI FKUI ’96 menyelenggarakan beragam kegiatan, seperti pengabdian masyarakat (literasi nusantara dan bakti sosial), pendidikan dan pelatihan berkelanjutan (webinar series), ILUMINATE: ILUNI Mengabdi untuk Indonesia Tercinta (webinar dalam rangka membangun kesehatan Indonesia menuju 2024), serta Kesejawatan dan Kekeluargaan (Virtual Run, konser musik virtual, ILUNI FKUI berbagi, lomba tumpeng, dan peresmian pengembalian prasasti batu pertama di taman FKUI. Seluruh rangkaian kegiatan Dies Natalis ke-71 FKUI akan dilaksanakan selama setahun penuh, mulai bulan November 2020 sampai November 2021.”
“Diharapkan bahwa seluruh rangkaian kegiatan Dies Natalis FKUI ke 71 dapat mempererat ikatan persaudaraan antara ILUNI FKUI 96, dengan institusi jejaring dan masyarakat, serta menambah semangat para tenaga medis untuk terus berjuang melawan pandemi Covid-19,” Ia menambahkan.
Isu yang tersebar bahwa ketika wanita hamil di masa pandemi mudah tertular virus Covid-19. Namun, tidak adanya bukti terkait isu tersebut sehingga tidak dibenarkan. Bukti terbaru kemungkinan virus ditularkan secara vertikal. Studi lain menunjukkan bahwa pengaruh virus corona terhadap janin adalah meningkatnya risiko kelahiran prematur yang bisa juga disebabkan oleh keputusan terminasi kehamilan atas indikasi ibu, bukan semata-semata akibat infeksi Covid-19. Resiko tersebut mengharuskan pelayanan antenatal dan postnatal dilakukan dengan cermat. Ibu hamil harus tetap dimotivasi untuk tetap memantau kehamilannya selama pandemi Covid-19 dengan tetap memperhatikan social distancing.
Prof. Dr. dr. Budi Wiweko, SpOG (K),MPH mengatakan, “ Masyarakat pada umumnya berpikir bahwa wanita hamil lebih rentan terpapar virus Sars Cov-2 dibandingkan populasi umum, nyatanya hal itu tidak benar, sampai saat ini bukti menunjukkan wanita hamil tidak lebih rentan untuk tertular infeksi dibandingkan populasi umum. Belum ada bukti saat ini bahwa Covid-19 teratogenik. Bukti terbaru menunjukkan kemungkinan virus dapat ditularkan secara vertikal, meskipun proporsi kehamilan yang terpengaruh dan signifikansi pada bayi belum dapat ditentukan.”
Adanya layanan telemedicine untuk para ibu hamil pada saat kehamilan, setelah kehamilan dan layanan selama & setelah kehamilan. Layanan telemedicine dapat dilakukan bagi pasangan yang membutuhkan alat kontrasepsi. Aborsi, dan perawatan kesehatan seksual dan reprodukasi lainnya selama pandemi Covid-19.
“Bentuk kontrasepsi jangka panjang yang reversibel sangat mungkin menjadi kontrasepsi yang efektif selama setahun atau lebih dari yang biasanya direkomendasikan. Hal ini tidak menyebabkan masalah kesehatan jika digunakan lebih lama sehingga pasien mungkin disarankan untuk menunda penggantian untuk sementara waktu. Sebagai contoh, IUD copper seperti T dilisensikan selama 10 tahun tetapi tidak menyebabkan masalah kesehatan jika digunakan lebih lama dan cenderung efektif untuk kontrasepsi hingga 12 tahun. Levonorgestrel 52 mg seperti Mirena yang dilisensikan selama 5 tahun tidak menyebabkan masalah kesehatan jika digunakan lebih lama dan cenderung efektif untuk kontrasepsi selama 6 tahun. Kontrasepsi ini dapat digunakan dengan aman dari usia 45 sampai 55 tahun. Kontrasepsi implant yang dilisensikan selama 3 tahun tidak menyebabkan masalah kesehatan jika digunakan lebih lama dan cenderung efektif untuk kontrasepsi selama 4 tahun,” demikian disampaikan Prof. Iko seraya menerangkan , “Bahwa semua jenis kontrasepsi aman digunakan pada semua perempuan di masa pandemi ini, termasuk kontrasepsi hormonal yang justru memiliki keunggulan dalam beberapa hal karena sifat estrogen sebagai modulator sistem imunologi tubuh.”
Dr.Zaini K.Saragih, SpKO, Ketua Lembaga Anti Doping Indonesia pada kesempatan yang sama mengemukakan, ”Menjadi sehat saja itu tidak cukup, kita perlu untuk menjaga kebugaran. Terlebih dalam masa pandemi ini, kita harus menjaga kebugaran yang mencakup 4 hal, yaitu Jantung dan Paru-paru (Aerobik), Otot dan Rangka (Anaerobik),Keseimbangan dan kordinasi (Peregangan) serta Metabolisma Energi (Berat badan).”
Dalam menjaga kebugaran perlunya memperhatikan keseimbangan energi secara fisik dan berolaraga. Dengan berolahraga secara teratur untuk mendukung kesehatan, fungsi imunitas yang prima serta memperhatikan dan mematuhi protokol kesehatan yang berisiko rendah terhadap penyakit di masa pandemi Covid-19.