Perawatan Kulit Dan Kehamilan Yang Aman Dan Nyaman Di Era New Normal
|Pada era new normal sekarang, Moms & Dads harus memperhatikan protokol kesehatan yang berlaku dikarenakan masa pandemi yang belum usai. Terutama pada Moms yang sedang hamil harus sangat ekstra memperhatikan kesehatan diri sendiri beserta kandungan pada masa kehamilan. Pada peringatan 10 tahun atau 1 dekade Bamed yang melayani di bidang kesehatan, Bamed membuka cabang terbarunya yang ke-10 di Bekasi.
dr.Yassin Yanuar MIB, SpOG-KFER, M.Sc, CEO Bamed Healthcare Group mengatakan bahwa di dalam 10 tahun berjalannya Bamed mengalami banyak keterbatasan dan tantangan berat di masa pandemi seperti sekarang, dalam melayani di bidang kesehatan, Bamed beradaptasi dengan tetap memberikan layanan dengan mengacu pada layanan kesehatan sesuai standar WHO dan Kemenkes RI.
dr. Vita Siphra Sirait, SpDV juga mengatakan tentang masalah kulit pada ibu hamil bahwa pada kehamilan terjadi berbagai perubahan pada sistem kekebalan tubuh, hormonal, metabolisme dan pembuluh darah yang dapat membuat kulit dan struktur atau jaringan di sekitarnya mengalami perubahan atau kelainan. Perubahan atau kelainan kulit dalam kehamilan umumnya berupa: kelainan kulit yang normal (fisiologis), kelainan kulit yang hanya terjadi pada kehamilan, dan penyakit kulit yang dipengaruhi oleh kehamilan. Pada masa pandemi ini ibu hamil juga dapat mengalami kelainan kulit karena praktek kebersihan diri yang berlebihan. Bentuk kelainan kulit yang normal (fisiologis) pada ibu hamil bervariasi, yang paling sering terjadi adalah hiperpigmentasi, yaitu linea nigra (garis hitam memanjang melewati pusat hingga tulang kemaluan), daerah sekitar puting susu menggelap, serta kulit leher dan lipatan menghitam. Pada era pandemi, ibu hamil juga dapat mengalami kelainan kulit akibat mengenakan masker. Kandungan formaldehyde pada masker dapat menyebabkan dermatitis kontak alergi, yang dapat diperberat bila kelembapan daerah wajah selama ini tidak optimal. Sering mencuci tangan dan paparan terhadap desinfektan dapat menyebabkan iritasi pada kulit bila tidak disertai penggunaan pelembap. Ibu hamil juga dapat menjalani prosedur kosmetik yang aman, contohnya peeling. Tindakan ini dapat membantu mengatasi kondisi kelainan kulit berupa jerawat atau kehitaman pada kulit yang sering terjadi dalam kehamilan, yang efek kerjanya terbatas hanya pada jaringan kulit sehingga tidak memengaruhi janin. Pemilihan agen peeling juga sebaiknya hindari yang mengandung salisil karena penggunaan dalam jumlah yang banyak dapat diabsorbsi sistemik (tidak terbatas hanya pada jaringan kulit).
Perawatan kesehatan personal diperbolehkan dan disarankan pada ibu hamil. Disarankan rutin menggunakan pelembap untuk menghindari kelainan kulit iritasi akibat sering mencuci tangan di era pandemi ini.”
Menurut dr. Rizky Lendl Prayogo, SpDV mengenai peremajaan kulit yang sehat, salah satunya dilihat dari kelembapan kulit. Tipe kulit yang dianggap paling sehat adalah ORNT (oily, resistant, nonpigmented, tight). Oily yang dimaksud adalah kemampuan kulit untuk dapat memproduksi sebum dalam jumlah cukup sehingga mampu mencegah kehilangan cairan berlebih dan menjaga kelembapannya. Resistant memiliki arti bahwa kulit tidak mudah mengalami peradangan berlebih yang ditandai dengan gejala berupa jerawat, kemerahan, rasa gatal/terbakar, dan biduran. Nonpigmented mencakup bahwa kulit yang sehat bebas dari pigmentasi abnormal, misalnya: warna kulit yang tidak rata, melasma, freckles, atau flek lainnya. Yang terakhir, tight berarti bahwa kulit yang sehat bersifat kencang, elastis, dan bebas kerut seperti kulit usia muda.
Peremajaan kulit di masa pandemi dapat dilakukan dengan cara yang mudah, di antaranya adalah dengan menjaga gaya hidup sehat: konsumsi makanan bergizi, berolahraga teratur, memakai tabir surya, serta menghindari konsumsi rokok dan alkohol. Cara mudah lainnya adalah dengan pemakaian krim yang dianggap dapat menjaga keremajaan kulit antara lain mengandung retinoid, asam alfa hidroksi, dan vitamin C. Bila diperlukan, dapat dilakukan beberapa prosedur medis: chemical peeling, terapi laser, microneedling dengan/tanpa platelet-rich plasma (PRP), serta injeksi toksin botulinum dan filler. Semua prosedur tersebut sebenarnya tetap dapat dilakukan di masa pandemi asalkan dokter dan pasien memakai alat pelindung diri yang sesuai dan mematuhi protokol kesehatan yang berlaku. Sirkulasi udara yang baik dan disinfeksi ruangan tindakan juga penting untuk diperhatikan kata dr. Rizky Lendl Prayogo, SpDV.
dr. Nessya Dwi Setyorini, SpDV, berbicara tentang shaping and contouring pada masa new normal mengatakan,“Memiliki bentuk wajah dan body yang ideal merupakan idaman bagi semua orang baik pria maupun wanita. Seiring bertambahnya usia akan terjadi penuaan pada kulit yang ditandai dengan kulit kering, kasar, sagging dan kendur. Kondisi ini diakibatkan oleh menurunnya kolagen pada jaringan kulit, berkurangnya lapisan penahan air di kulit, dan proses penuaan lainnya yang terjadi pada kulit.
Ia juga mengatakan, “Untuk tetap memiliki bentuk wajah dan body yang ideal, Bamed memiliki treatment shaping & contouring wajah dan perut. Treatment shaping & contouring terdiri dari High Intensity Focused Ultrasound (HIFU), Radiofrekuensi, injeksi botulinum toxin A, filler, dan threadlift. HIFU atau dan Radiofrekuensi merupakan tindakan pengencangan kulit yang bersifat non-invasif (tidak perlu sayatan ke tubuh), serta tidak menimbulkan rasa sakit. Prosedur ini merangsang produksi kolagen agar kulit terlihat lebih kencang dan kerutan di wajah pun akan berkurang. Shaping & contouring merupakan layanan unggulan di Klinik Bamed Bekasi.”
Mengenai kiat aman dan nyaman kehamilan di era new normal, dr. Upik Anggrahaeni, SpOG mengatakan “Idealnya frekuensi pemeriksaan kehamilan dilakukan sebanyak tujuh kali pertemuan, namun di era new normal dapat diberlakukan penundaan pemeriksaan bila emungkinkan terutama pada trimester pertama dan kedua. Jadwal kontrol kehamilan disesuaikan dengan kondisi kehamilaan dan risiko yang dimiliki setiap pasien. Namun bila ada keluhan flek, perdarahan, nyeri perut, tekanan darah tinggi, pusing, sesak, keluar cairan dari vagina, atau gerak janin berkurang, harus segera dilakukan pemeriksaan,” tambahnya.