Jangan Abaikan Gangguan Tiroid
|Mudah lelah, sulit tidur, berat badan berubah tanpa sebab, rambut dan kuku rapuh, mudah berkeringat atau malah sering merasa kedinginan. Pernah terpikir tidak oleh Moms & Dads bila ini berkaitan dengan tiroid atau gondok. Gangguan tiroid akan sangat mempengaruhi kualitas hidup Moms & Dads.
Di Pekan Kesadaran Tiroid Internasional 2017, yang ber-tagline It’s not you. It’s your thyroid, Moms & Dads diajak untuk lebih aware, memahami tiroid dan mengenali gejala gangguannya. Tiroid sendiri adalah kelenjar endoktrin penghasil hormon tiroid yang terletak di leher depan bagian bawah. Bentuknya menyerupai kupu-kupu, dan pada orang dewasa ukuran satu lobusnya kira-kira sebesar ibu jari tangan.
“Dari hasil riset IMS Health 2015, Indonesia menempati posisi teratas untuk penderita gangguan tiroid di Asia Tenggara,” ujar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan RI, dr. Lily Sriwahyuni Sulistyowati, MM saat peringatan Pekan Kesadaran Tiroid di Gedung Prof. Sujudi, Kementerian Kesehatan RI, Jakarta, 26 Mei 2017.
Agar kesadaran masyarakat terhadap gangguan tiroid lebih meningkat, Kementerian RI bekerja sama dengan perusahaan sains dan teknologi terkemuka, Merck, serta Laboratorium Prodia. Bersama Ikatan Dokter Anak Indonesia atau IDAI dan Perkumpulan Endokrinologi Indonesia atau PERKENI, mereka meluncurkan buku saku panduan tentang tiroid untuk publik maupun dokter umum di fasilitas kesehatan tingkat I atau puskesmas.
Gangguan yang menyerang kelenjar tiroid bisa beragam, dapat berupa hipotiroid atau kekurangan hormon tiroid, kelebihan atau hipertiroid dan autoimun. Hormon tiroid diperlukan dalam metabolism tubuh, membantu tubuh menggunakan energi agar tetap hangat, membuat otak, jantung, otot dan organ lainnya bekerja sebagaimana mestinya.
“Gangguan fungsi tiroid sulit diidentifikasi karena gejalanya tidak spesifik dan mirip dengan berbagai keluhan akibat gaya hidup modern sehingga sering diabaikan,” ujar Dr. EM Yunir SpPD-KEMD, PB PERKENI. Ia menambahkan, ”Beberapa gejalanya seperti sulit menurunkan atau menambah berat badan, merasa lelah dan lamban, depresi, gelisah dan mudah marah, kelainan haid, sulit tidur, sulit hamil, kehilangan motivasi, sulit berkonsentrasi, konstipasi atau malah diare dan penurunan kemampuan pendengaran secara signifikan.”
Dr. dr. Aman Bhakti Pulungan, SpA(K), FAAP, Ketua Umum Pengurus Pusat IDAI mengungkap, masalah tiroid bisa terjadi pada siapa saja tak dibatasi usia. Pada anak-anak, bisa berupa kelainan bawaan atau hipotiroid kongenital, bisa juga hipertiroid, tiroiditis hashimoto dan penyakit graves. “Penyakit graves adalah penyakit autoimun. Jarang ditemukan pada balita dan puncak insidennya pada usia 10-15 tahun. Perempuan prevalensinya lebih banyak daripada anak laki-laki.”
Setelah mengenali gejala-gejalanya, Moms & Dads perlu berkonsultasi ke dokter dan melakukan cek laboratorium TSHs maupun FT4 sesuai saran dokter. Gangguan kelenjar tiroid ini bisa diatasi dengan pengobatan dan penanganan yang tepat sesuai jenisnya. Selain itu, Moms & Dads sekeluarga disarankan untuk selalu menerapkan pola hidup sehat, cek kesehatan rutin dan membatasi penggunaan gadget, yang diduga memicu masalah tiroid.