6 Tanda Bahaya Berolahraga Saat Hamil
|Melakukan senam hamil dan olahraga sejenis lainnya sangat dianjurkan bagi Moms untuk menguatkan otot dan kelenturan tubuh sebelum melahirkan. Apalagi senam hamil juga membuat Moms lebih relaks, terhindar dari stress, merasa segar terus, dan lebih cepat kembali ke berat badan semula setelah melahirkan.
Tetapi setiap Moms memiliki keunikan, dan seiring bertambahnya usia kehamilan, tubuh dan keseimbangan Moms berubah. Tubuh Moms juga bekerja lebih keras untuk menyediakan oksigen bagi janin, lebih mudah lelah, dengan persendian yang lebih rapuh karena pengaruh hormon. Intinya, kenali kemampuan tubuh Moms dan jangan sampai memaksakan diri saat berolahraga.
Berikut ini beberapa tanda bahaya berolahraga saat hamil yang perlu Moms waspadai dan segera konsultasikan dengan dokter kandungan atau bidan.
- Pusing
Pusing yang disertai sakit kepala dan jantung berdebar kemungkinan karena Moms dehidrasi atau kekurangan zat besi dalam darah.
- Jantung berdebar
Ini berarti Moms berolahraga terlalu keras. Perlambat tempo sampai akhirnya berhenti.
- Sakit punggung atau pelvis
Perubahan hormon mempengaruhi ligamen yang biasanya menyokong sendi, membuat sendi menjadi lebih longgar dan kurang stabil. Kondisi ini membuat Moms rentan cedera.
- Mual dan muntah
Sama seperti jantung berdebar, berarti Moms berolahraga secara berlebihan. Turunkan tempo dan jangan berolahraga hingga terlalu lelah. Gejala ini juga bisa jadi karena rendahnya kadar gula darah atau tekanan darah rendah. Kondisi ini bisa dihindari dengan makan cukup kalori sebelum berolahraga.
- Suhu tubuh berubah drastis
Wajar bila suhu tubuh meningkat karena berolahraga, tetapi bila peningkatan ini terlalu drastis, tubuh Moms akan sulit mengendalikannya. Kondisi ini bisa membahayakan janin terutama di trimester awal. Hindari dengan minum banyak air sebelum dan selama berolahraga, serta batasi waktunya di bawah 45 menit. Hindari juga berolahraga di ruangan yang panas atau terlalu lembab.
- Bengkak
Kaki dan tangan Moms biasanya akan sedikit bengkak setelah berolahraga. Tetapi bila pembengkakan terlihat lebih parah dari biasanya kemungkinan Moms mengalami pre-eclampsia, terutama di akhir trimester kedua dan ketiga. Tubuh Moms menimbun cairan dan tekanan darah terus meningkat, menghambat aliran darah ke plasenta sehingga membahayakan janin.
Bila tanda-tanda ini Moms rasakan saat berolahraga, jangan langsung berhenti bergerak. Sebaiknya Moms menurunkan tempo dengan berjalan pelan beberapa menit atau secara bergantian memindahkan beban dari satu kaki ke kaki yang lain dengan mengangkat tumit bergantian. Gerakan ini akan memperlambat detak jantung Moms. Setelah itu, minumlah dan duduk di tempat yang sejuk.
Moms harus segera dilarikan ke rumah sakit, bila:
- Keluar cairan dari vagina, yang kemungkinan besar air ketuban.
- Betis terasa sangat sakit, bengkak dan kemerahan. Ini adalah tanda pembekuan darah di pembuluh vena kaki. Harus segera ditangani karena bisa menjalar ke paru-paru atau otak.
- Pandangan kabur. Bila mendadak pandangan Moms kabur saat berolahraga, berarti Moms mengalami dehidrasi, kadar gula darah terlalu rendah, atau gejala pre-eclampsia. Bisa juga karena dehidrasi, tekanan darah dan kadar gula rendah, atau terlalu kepanasan dan kelelahan.
- Sakit perut. Saat peregangan ligamen, Moms bisa jadi mengalami kontraksi. Jika rasa sakit terus berlanjut, segera periksakan ke dokter kandungan.
- Pendarahan vagina. Bila terjadi pada trimester pertama bisa jadi gejala keguguran. Sementara pada trismester kedua dan ketiga kemungkinan sebagai tanda lahir prematur, placenta previa, dan placental abruption.
- Bayi terasa berhenti bergerak. Wajar bila bayi sesekali berhenti bergerak, tetapi tidak ada salahnya untuk langsung memeriksakan diri ke dokter kandungan atau bidan.