Virus HPV Tidak Menulari Janin
|Ancaman virus HPV penyebab kanker serviks kini semakin meluas. Penularannya pun ternyata cukup mudah tidak hanya lewat hubungan seksual. HPVsendiri adalah sekumpulan grup virus yang menginfeksi manusia pada sel epitel di kulit dan membran mukosa seperti area genital, sehingga kontak skin to skin bisa menjadi salah satu cara penularan.
“Ada kasus penemuan virus HPV di mulut, ini berarti ditularkan lewat tangan. Kontak skin to skin bisa menjadi salah satu cara penularan selain hubungan seksual. Itu sebabnya penting untuk selalu mencuci tangan karena lewat tangan kita bisa tertular beragam penyakit. Banyak juga pakar yang menyebut pants sharing sebagai salah satu cara penularan HPV,” ujar Prof. Dr. dr. Andrijono, SpOG(K) Ketua Umum Indonesia Working Group on HPV saat peluncuran KICKS, Koalisi Indonesia Cegah Kanker Serviks.
HPV sebenarnya terdiri dari banyak tipe dan hingga kini sudah teridentifikasi sekitar 100 tipe. HPV tipe 16 dan 18 dikenal sebagai penyebab kanker leher rahim atau serviks, sementara tipe lainnya dapat menyebabkan jenis penyakit lain, seperti kutil kelamin, kanker penis pada pria, kanker mulut, tenggorokan dan anus.
Apakah janin bisa tertular dari Moms yang positif terkena virus HPV? Ini dia jawaban dr. Venita, Kabid Pelayanan Sosial Yayasan Kanker Indonesia Propinsi DKI Jakarta, “Sejauh yang saya tahu, HPV bukan virus yang menulari bayi. Penularannya tidak dari rahim ke janin, juga tidak dari jalan lahir saat melakukan persalinan normal sehingga bayi tidak perlu mendapat vaksin HPV begitu lahir. Vaksin HPV paling efektif diberikan di usia 9-13 tahun, saat respon imun sangat baik terhadap vaksin.”
Ia menambahkan, virus ini membutuhkan waktu yang panjang, sekitar 3 sampai 17 tahun dari awal seseorang terinfeksi, untuk berkembang menjadi kanker. Vaksinasi di usia muda menjadi langkah tepat buat mencegah infeksi HPV. Selain itu hindari menikah muda di usia belasan karena merupakan salah satu faktor risiko utama.
“Wanita yang sudah menikah sebaiknya rutin melakukan skrining untuk deteksi HPV. Ini penting karena kanker serviks tidak ada gejala di stadium awal. Gejala seperti pendarahan di luar siklus haid, nyeri saat berhubungan, mengeluarkan darah dan keputihan sangat berbau, dan nyeri panggul biasanya muncul setelah stadium lanjut, 3 atau 4,” papar dr. Venita.