Download!Download Point responsive WP Theme for FREE!

Telehealth, Pelayanan Kesehatan di Masa Depan

Suryo Suwignjo, moderator Dian Purnomo dan Fajaruddin Sihombing
Suryo Suwignjo, moderator Dian Purnomo dan Fajaruddin Sihombing

Bayangkan, Moms & Dads yang sedang bertugas di pedalaman terserang penyakit yang sulit didiagnosa. Dengan bantuan teknologi, tenaga medis di sana dapat berkonsultasi dan mengirimkan hasil pemeriksaannya ke dokter ahli di rumah sakit dengan fasilitas lebih lengkap di perkotaan. Penyakit Moms & Dads pun bisa terdiagnosa lebih cepat dan akurat. Inilah sedikit gambaran tentang telehealth, layanan kesehatan jarak jauh yang sangat dimungkinkan dengan adanya kemajuan teknologi.

Telehealth sangat cocok diterapkan di negara kita yang memiliki ribuan pulau. Apalagi menurut Fajaruddin Sihombing, SE, dari Kompartemen JKN ARSSI, distribusi rumah sakit di negara kita belum merata. Dia mencontohkan, jumlah rumah sakit di DKI Jakarta sebenarnya sudah melebihi kebutuhan, sementara banyak daerah lain yang jumlah RS-nya terlalu minim.

“Kendala kurangnya rumah sakit di suatu daerah bisa terjadi karena pemodal merasa daerah itu kurang menguntungkan. Jumlah pasiennya terbatas. Target jumlah kepesertaan JKN di tahun 2019 bisa saja terpenuhi, tetapi tidak dengan target akses pelayanan,” ujar Fajaruddin dalam Forum Diskusi Philips Indonesia, di Jakarta Pusat, 13 April 2018.

Sesuai dengan tema Hari Kesehatan Sedunia 2018 pada 7 April, yaitu Universal Health for Everyone, Everywhere, isu kesehatan bukan hanya milik pemerintah. Masyarakat dan pihak swasta pun dituntut untuk berkontribusi. Philips Indonesia, sebagai salah satu perusahaan swasta, berusaha menyediakan beragam inovasi teknologi untuk kepentingan pelayanan kesehatan yang lebih layak dan mudah diakses.

Suryo Suwignjo, Philips Indonesia President Director, mengungkap, teknologi menjadi yang utama dalam menerapkan konsep telehealth. Telehealth sendiri bisa berupa konsultasi dengan tenaga medis atau ahli sebagai upaya pencegahan. Bisa juga berupa teleradiologi dengan mengirimkan hasil pemeriksaan USG, CT Scan maupun MRI dan lainnya untuk kebutuhan deteksi. Dan, untuk upaya pemulihan di rumah, dapat dilakukan deteksi elektronik.

“Teknologinya sudah ada, banyak produk kami yang dapat mendukung telehealth. Kendalanya ada di infrastruktur, termasuk tenaga ahli untuk pengoperasian alat,” ujar Suryo Suwignjo.

Menurut Fajaruddin, saat ini Kementerian Kesehatan tengah menyiapkan peraturan mengenai telemedicine atau telehealth. “Medical record-nya nanti akan terpusat di BPJS sehingga memudahkan akses pelayanan kesehatan di mana pun.” Sudah jadi anggota JKN atau BPJS, Moms & Dads?

 

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *