Tanda Pubertas Si Jagoan Cilik
|
Anak laki-laki biasanya lebih lambat mengalami pubertas dibandingkan dengan anak perempuan. Bila anak perempuan sudah memulai prosesnya di usia 8 tahun, jagoan cilik Moms & Dads umumnya mengalami pubertas pada usia 10 tahun ke atas.
Di periode ini, hormon-hormon mulai mengalir dalam peredaran darah mereka menuju testis. Ini menandakan tubuh siap untuk memproduksi sperma dan hormon testosterone. Kelenjar adrenal juga memproduksi hormon androgen yang memicu pertumbuhan rambut di area genital dan ketiak.
Sesuai prosesnya, tanda pertama dari pubertas anak laki-laki adalah perbesaran testis dan tumbuhnya rambut pubis atau rambut kemaluan. Kemudian diikuti pertumbuhan drastis di kaki, lengan dan tangan, membuat si kecil sepertinya bertambah tinggi dan besar dalam semalam. Proses ini biasanya berjalan hingga usia 16 tahun.
Setelah itu, pertambahan tingginya kembali normal. Di usia 16 tahun ke atas, biasanya bahu anak laki-laki mulai melebar dengan otot-otot lengan mulai terbentuk. Bobotnya juga mulai naik.
Hampir sebagian anak laki-laki mengalami gynecomastia di masa puber. Kondisi ini ditandai pembengkakan di area sekitar puting. Tentunya tidak akan terus membesar seperti payudara anak perempuan. Walaupun mungkin sempat membuat anak laki-laki kuatir, kondisi ini biasanya hilang setelah 6 bulan atau lebih.
Pubertas juga ditandai dengan perubahan suara menjadi lebih dalam dan berat. Selain rambut pubis dan ketiak, lama-kelamaan tumbuh juga rambut di seputar bibir dan dagu atau kumis dan janggut.
Puncak pubertas bagi anak laki-laki adalah ejakulasi atau pelepasan sperma yang biasanya terjadi saat tidur malam atau dikenal sebagai mimpi basah. Umumnya proses ini terjadi di usia sekitar 11-15 secara spontan atau bisa juga dipicu imajinasi seksual. Di masa pubertas, anak laki-laki lebih sering mengalami ereksi, meski ini sudah terjadi sejak bayi.
Moms & Dads sebaiknya membekali si jagoan cilik dengan informasi tentang mimpi basah ini begitu ia memperlihatkan tanda pubertas awal. Bila tidak, si kecil bisa menyangka ia mengompol atau merasa tubuhnya sedang sakit. Di periode ini juga ia akan terdorong untuk melakukan masturbasi dan itu normal.
Masa pubertas membuat emosi si kecil tidak stabil. Rasa penasaran, kecemasan hingga masalah percaya diri sering mereka alami. Apalagi bila mereka membandingkan perkembangan dirinya dengan teman-temannya. Pendekatan santai Moms, terutama Dads sangat diperlukan. Luangkan waktu untuk obrolan antar pria dengannya, ya Dads. Ajak si kecil untuk memahami perubahan yang ia alami dan batas-batas yang harus dia jaga secara bertahap.