Susu Kambing Formula Pilihan Terbaik Ibu Selepas MengASIhi
|
Mom & Dad pasti sepakat bahwa ASI adalah sumber nutrisi terbaik untuk bayi. Namun kenyataannya, tidak semua ibu dapat memberikan ASI dengan lancar untuk buah hatinya sampai bayi berusia 2 tahun atau lebih, sesuai anjuran WHO dan Kemenkes RI. Penyebabnya bisa bermacam-macam, seperti kondisi kesehatan Mom yang tidak memungkinkan atau ASI yang tidak bisa keluar meskipun Mom sudah berusaha dengan berbagai cara. Dalam kondisi seperti itu, susu formula dapat menjadi solusi karena susu formula dibuat secara khusus untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi dan anak, yang sangat penting selama masa pertumbuhannya.
Moms di Indonesia tentu tidak asing dengan susu formula dari susu sapi. Namun, tahukah Mom & Dad? Ternyata ada sumber susu formula yang lebih baik dari susu sapi berdasarkan hasil penelitian selama 30 tahun terakhir, yakni susu kambing. Susu kambing formula untuk anak tidak sama dengan susu kambing biasa yang banyak dijual di pasaran. Susu kambing formula dilengkapi dengan zat-zat gizi yang esensial untuk tumbuh kembang bayi dan anak. Meskipun belum banyak dikonsumsi di Indonesia, susu kambing formula sudah dikenal luas di negara tetangga, seperti Malaysia, Singapura, Taiwan, Cina dan Hong Kong.
Mengapa susu formula anak yang berasal dari susu kambing lebih baik daripada susu sapi? Berikut ini rangkuman temuan-temuan ilmiahnya:
1. Mekanisme pengeluaran atau sekresi susu kambing sama dengan ASI
Susu murni terdiri dari komponen protein, lemak, karbohidrat, air, mineral dan vitamin, yang bercampur menjadi satu dalam sel-sel kelenjar susu. Mekanisme keluarnya susu dari kelenjar susu dapat terjadi melalui dua cara yang berbeda, yaitu sekresi Merokrin dan Apokrin.
Sekresi Merokrin ditemukan pada kelenjar susu sapi. Pada sekresi Merokrin, komponen susu dilepaskan begitu saja tanpa adanya bagian dari sel-sel kelenjar susu yang ikut terbawa.
Sekresi Apokrin terjadi pada kelenjar susu kambing dan manusia. Dalam metoda sekresi Apokrin, komponen susu keluar bersama-sama dengan bagian dari sel-sel kelenjar susu. Hal tersebut menyebabkan adanya komponen bioaktif alami pendukung pertumbuhan, seperti Taurin dan Nukleotida, yang ikut terbawa bersama cairan susu.
Taurin adalah zat gizi yang berperan dalam perkembangan otak. Sedangkan Nukleotida berperan dalam pembelahan sel dan meningkatkan respons imun alami si Kecil terhadap infeksi dari luar. Dengan mekanisme sekresi susu Apokrin, wajar bila kandungan alami Taurin dan Nukleotida dalam susu kambing 3x lebih banyak daripada susu sapi.
2. Komposisi protein susu kambing mirip dengan ASI dan lebih mudah dicerna
ASI mengandung dua jenis protein casein, yaitu beta/β-casein (75%) dan kappa/Κ-casein (25%). Komposisi protein casein susu pada hewan mamalia, seperti sapi dan kambing, berbeda dengan manusia. Susu sapi dan kambing mengandung alfa/αs1 dan alfa/αs2-casein selain β dan Κ-casein.
Pada susu sapi, αs1 dan αs2-casein menjadi yang paling dominan. Sedangkan pada susu kambing, justru β-casein yang dominan. Dengan demikian, profil protein susu kambing dapat dikatakan lebih menyerupai ASI, yaitu sama-sama dominan β-casein. Keuntungan susu kambing memiliki β-casein yang dominan adalah struktur proteinnya lebih halus dan lembut sehingga lebih mudah dicerna dan lebih nyaman di perut si Kecil yang masih sensitif.

3. Susu kambing formula dibuat tanpa pemisahan lemak susu
Lemak susu adalah salah satu nutrisi penting atau makronutrien dalam ASI yang bermanfaat sebagai sumber energi untuk pertumbuhan bayi dan anak. Namun perlu Mom & Dad ketahui, tidak semua susu formula mempertahankan kandungan lemak susu alami.
Proses produksi susu formula sapi tradisional umumnya menggunakan bahan susu skim atau susu yang telah dibuang lemaknya. Sementara susu kambing formula menggunakan susu kambing utuh tanpa membuang lemak susu alaminya sehingga lebih kaya nutrisi dibandingkan susu sapi biasa.

Jadi, apakah Mom & Dad mau mencoba jika ada susu kambing formula untuk si kecil dengan kualitas seperti ini di Indonesia?