Soya Alternatif Protein yang Kaya Akan Nutrisi
|Dalam suasana Hari Pangan Sedunia 2018 dengan tema #ZeroHunger, kita kembali diingatkan akan kebutuhan dunia terhadap beragam pangan yang dapat melengkapi kebutuhan nutrisi manusia. Salah satu hal penting dalam menanggulangi masalah pangan adalah menyajikan variasi pangan berkualitas yang dikonsumsi secara seimbang untuk masyarakat, terutama anak-anak dalam masa tumbuh kembang. Kedelai, atau yang juga dikenal dengan istilah Soya, merupakan bahan pangan yang sudah familiar bagi masyarakat Indonesia. Selain dikenal dengan produk olahannya seperti tahu dan tempe, soya juga memiliki berbagai kebaikan nutrisi yang bisa menjadi salah satu pangan yang melengkapi kebutuhan nutrisi anak-anak. Berbagai nutrisi tersebut termasuk makronutrien (karbohidrat, protein dan lemak) hingga mikronutrien (seperti mineral).
Menurut Organisasi Pangan dan Pertanian yang berada di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau yang lebih dikenal dengan Food and Agricultural Organization (FAO), saat ini terdapat sekitar 815 juta penduduk dunia masih mengalami masalah kelaparan. Adapun menurut data Global Health Index 2018, Indonesia menempati posisi ke-73 dari 119 negara yang berada pada level serius dengan poin 21,9. Selain itu, FAO juga mengajak masyarakat dunia untuk lebih meningkatkan konsumsi berbahan dasar sayuran seperti kacang-kacangan sebagai sumber alternatif protein.
Arif Mujahidin, Corporate Communication Director Danone Indonesia menyatakan, “Pangan merupakan salah satu hal yang sangat dekat dengan kami. Terlebih, melalui ‘One Planet One Health’ kami percaya bahwa pangan yang baik berasal dari bumi yang baik. Memperingati Hari Pangan Sedunia, kami ingin mengedukasi pentingnya pemenuhan nutrisi pada anak dan alternatif sumber protein bertajuk ‘Kedelai atau Soya Sebagai Alternatif Pangan yang Bernutrisi’.”
Prof. Dr. Ir. Made Astawan, MS, Guru Besar Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor menjelaskan, “Kedelai sebagai alternatif sumber protein terbukti memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Kedelai atau soya merupakan bahan pangan yang kaya akan protein (40%), lemak (22%), karbohidrat (25%), hingga serat (8%) dan mineral. Soya juga dapat menjadi alternatif protein yang dapat dikonsumsi bersama dengan protein hewani.”
Berdasarkan Skor Protein Digestability Corrected Amino Acid (PDCAA), soya memiliki skor 0.90 – 1.00, dimana nilai ini lebih tinggi apabila dibandingkan dengan beras, jagung, dan terigu. Selain itu, soya juga kaya akan asam amino esensial. Dengan kandungan nutrisi ini, soya dapat menjadi alternatif sumber protein yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Meskipun kaya akan protein dan nutrisi lainnya, pangan olahan soya, seperti pangan lainnya, tidak bisa dikonsumsi sendiri dan perlu dilengkapi oleh komponen nutrisi lainnya untuk tumbuh kembang anak yang optimal. Terlebih, pangan olahan soya menjadi alternatif bagi anak yang memiliki alergi terhadap protein hewani dan menunjukkan tanda intoleransi laktosa.
Dr. Ida Gunawan M.S., Sp.GK-K, Ahli Gizi Klinis menjelaskan, “Kecukupan nutrisi sangat penting di fase kritis tumbuh kembang anak, salah satunya adalah komponen protein hewani dan nabati. Soya dapat menjadi alternatif protein untuk anak. Namun, konsumsi soya pada anak-anak perlu disertai dengan konsumsi makronutrien dan mikronutrien yang seimbang.”
Selain melakukan edukasi mengenai kedelai atau soya kepada orang tua dan komunitas, acara diskusi ini juga menampilkan berbagai jenis pangan olahan soya untuk menunjukkan kepada para orang tua bahwa soya mudah didapat dan diolah menjadi makanan sehari-hari. Pangan olahan yang ditampilkan tersebut beberapa diantaranya merupakan resep karya karyawan internal Danone di Indonesia. Arif menutup, “Kami berharap dengan semakin tingginya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya pemenuhan nutrisi, salah satunya adalah protein hewani dan nabati, misi Hari Pangan Sedunia yaitu #ZeroHunger pada tahun 2030 bisa tercapai.”