Download!Download Point responsive WP Theme for FREE!

Satu Komando Dalam Mendidik Anak

Foto: Istimewa
Foto: Istimewa

Moms & Dads kompak dan satu komando dalam mendidik anak tentu akan membuat si kecil lebih terarah. Bayangkan bila Moms bilang tidak, Dads bilang iya, si kecil akan kebingungan dan cenderung memihak, memilih mana yang paling menguntungkan menurutnya.

Sebenarnya memang wajar bila Moms & Dads berbeda pendapat dalam suatu hal. Tapi kalau ini menyangkut sikap dalam pola asuh dan pola didik sikecil, sebaiknya harus segera dicari solusi agar Moms & Dads satu komando. Tanpa disadari, cepat atau lambat perbedaan komando seperti ini akan berdampak negatif bagi perkembangan perilaku dan pola pikir si kecil.

Carmen Vera Fransiska Gunawan, M. Psi, mengungkap, pola asuh yang tidak kompak memang akan berdampak buruk. “Pengaruh terhadap anak, otomatis anak akan menjadi tricky. Contohnya, ketika ia dilarang oleh Dads, maka ia akan mencari Moms untuk meminta, begitupun sebaliknya,” ujar psikolog yang akrab disapa Vera ini. Dampak buruk lainnya, si kecil akan terbentuk menjadi pribadi yang pintar mencari kesempatan. “Karena melihat orangtuanya tidak kompak dalam memberikan aturan, anak memang akan pintar-pintar memanfaatkan kesempatan. Siapapun yang lebih condong melonggarkan aturan, itulah yang akan ia dekati,” jelas Vera.

Bila kondisi ini terjadi dalam waktu yang lama, maka dalam diri si kecil akan muncul pemikiran untuk tidak perlu bertanggung jawab terhadap suatu aturan. Karena hal-hal yang seharusnya tidak boleh, masih bisa ia negosiasikan dengan cara mencari dukungan dari salah satu pihak orang tua.

Lalu bagaimana seharusnya orangtua bersikap agar bisa satu komando? Menurut Vera, banyak solusi yang dapat ditempuh Moms & Dads untuk mengatasi masalah ini. Salah satunya, dari awal Moms & Dads harus sudah membicarakan hal-hal yang diperkirakan dapat menjadi sumber masalah di kemudian hari. Dan, ketika bertemu masalah baru pun, mereka harus tetap kompak.

“Misalnya, ketika si kecil batuk dan tidak boleh makan cokelat oleh Moms, maka Dads pun harus bersikap sama. Jangan atas dasar tidak tega mendengar rengekan anak, Dads lantas mengijinkan. Kalau ini terjadi, akhirnya semuanya berantakan lagi.”

Perlu diingat, jika akhirnya karena perbedaan komando ini muncul konflik, jangan pernah bertengkar di depan si kecil. Selain bisa berdampak buruk bagi perkembangan psikologisnya, perselisihan ini juga dapat membuat si kecil menjadi lebih cerdik untuk mencuri kesempatan. Jika hal itu terjadi maka pola asuh tidak akan jalan, dan mereka tidak akan pernah belajar disiplin. Vera juga mengingatkan, proses komando dan penerapan peraturan akan berjalan optimal ketika semua orang di rumah menerapkannya, seperti pengasuh dan kakek – nenek.

Vera berpendapat, cara yang paling efektif dalam menghadapi masalah komando terhadap si kecil adalah dengan pembagian tugas dan keputusan. Seperti misalnya untuk urusan akademis, Dads yang bertugas sebagai pengambil keputusan, sedangkan Moms pemberi saran. Untuk urusan sehari-hari, Moms pengambil keputusan, dan Dads pemberi saran. Namun ia tidak menyarankan, si ‘pengambil keputusan’ bertindak diktator terhadap si kecil  walaupun di area yang telah disepakati. Vera juga menganjurkan untuk tetap menerapkan reward and punishment kepada si kecil tanpa unsur kekerasan.

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *