Sarapan Sehat Sebelum Jam 9 Untuk Kecerdasan Anak
|Memperingati Hari Anak Nasional 2016, seribu anak TK dan SD sarapan sehat bersama di Taman Mini Indonesia Indah atau TMII, 23 Juli. Pagi itu mereka juga melakukan pawai jalan sehat, mengikuti beragam lomba keterampilan mewarnai, tari, serta mengikuti edukasi untuk terus membiasakan Sarapan Sehat Sebelum Jam 9.
Kegiatan ini diselenggarakan Energen yang berkomitmen untuk menggalakkan kebiasaan Sarapan Sehat Sebelum Jam 9, sebagai pemenuhan gizi dan tumbuh kembang anak. Energen bekerjasama dengan Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan (PERGIZI PANGAN) Indonesia dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
Prof. DR. Ir. Hardinsyah, MS, Ketua Umum PERGIZI PANGAN Indonesia menjelaskan, saat bangun pagi, gula darah mengalami penurunan dan membuat anak menjadi lemas serta tidak bersemangat melakukan aktivitas. Untuk itu diperlukan sarapan yang sehat agar anak bisa beraktivitas dan tumbuh optimal. Namun, kebiasaan sarapan bergizi belum menjadi perhatian utama para orangtua yang sibuk. Selain itu, masih kurangnya pengetahuan mengenai kriteria sarapan sehat yang ideal dan kapan sebaiknya dilakukan.
“Makanan yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral diperlukan oleh tubuh kita untuk memenuhi kebutuhan gizi dan memberikan energi untuk semangat belajar dan beraktivitas sepanjang hari. Kebutuhan gizi tersebut harus dipenuhi sedikitnya seperempat dari kebutuhan harian tubuh pada saat sarapan,” tutur Prof. Hardinsyah.
Tidak hanya dilihat dari gizinya, tetapi sarapan yang sehat di waktu yang tepat juga penting untuk diperhatikan. Idealnya sarapan sehat dilakukan sebelum jam 9 pagi. Tidak hanya bertujuan untuk mencegah lapar, tetapi juga untuk pemenuhan gizi seimbang si kecil untuk belajar, bermain, berkreasi dan berolahraga.
“Sarapan sehat harus dibiasakan sejak dini untuk menjaga anak tetap bertenaga dan semangat belajar di pagi hari. Selain itu juga untuk meningkatkan kecerdasan otak anak. Dalam mengkonsumsi sarapan sehat ada kriteria sarapan ideal. Sarapan ideal harus memenuhi seluruh kebutuhan gizi makro yaitu karbohidrat, protein dan lemak dan air, serta gizi mikro seperti vitamin dan mineral yang mencukupi sekitar seperempat kebutuhan gizi harian anak agar dapat membantu mewujudkan anak sehat berprestasi,” himbau Prof. Hardinsyah.
Dr. Eva Devita Harmoniati, Sp.A dari IDAI menambahkan, ”Banyak masyarakat yang masih menganggap bahwa sarapan tidak penting. Padahal sarapan menempati posisi sangat penting dibandingkan makan siang atau makan malam. Sarapan merupakan makanan khusus untuk otak, karena berhubungan erat dengan kecerdasan mental dan memberikan nilai positif terhadap aktivitas otak anak.”
Sales & Marketing Director PT Mayora Indah, Goesnawan, menilai bahwa, “Misi mulia Energen untuk membantu Anak Indonesia agar lebih sehat bisa diawali dengan asupan sarapan yang sehat. Dukungan di momentum Hari Anak Nasional ini sebagai salah satu wujud keseriusan Energen untuk terus mengkampanyekan Sarapan Sehat Sebelum Jam 9.”