Sandiaga & Nur Asia Uno, Harmonis Karena Beda

Sepertinya saran memilih pasangan dengan persamaan terbanyak tidak berlaku untuk Sandiaga dan Nur Asia Uno. Keduanya mengaku memiliki banyak perbedaan yang ternyata bisa saling melengkapi.

“Saya sangat suka olahraga, dia terpaksa ikut. Dia suka ke mall, saya tidak. Dia suka fashion, saya tidak. Saya cenderung lebih sabar, dia meletup-letup,” ujar Sandiaga Uno, 46 tahun, pengusaha sukses sekaligus ketua APPSI, Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia.

“Banyak ketidakcocokan, tapi justru itu yang membuat kami saling mengisi. Sesuatu yang saya dengar dari dia, tidak pernah saya dengar di kantor dan membuat saya senang mendengarnya. Saya tidak mau pusing memilih baju tiap pagi, dia yang menyiapkan semuanya. Begitu juga kalau traveling, dia yang packing dan unpacking,” tambahnya.

Nur Asia mengibaratkan ia dan suaminya seperti panci dengan tutupnya. Selain menyiapkan semua keperluan suami, mom tiga anak ini menjadi pengingat ketika Sandiaga Uno terlalu tenggelam dalam pekerjaan. “Bapak workaholic dan bisa bekerja lebih dari 24 jam. Saya harus rem karena nggak bagus untukkesehatan, kalau sakit kan bikin repot,” katanya sambil bercanda.

Pasangan yang menjalani masa pacaran 13 tahun ini juga suka berbagi kenangan lucu. Terutama kalau sudah menyangkut hobi lari Sandiaga Uno. Nur Asia yang sebenarnya kurang suka berolahraga, jadi terbiasa mengikuti hobi suaminya.

Kalau Bapak ikut marathon, saya jadi penggembira. Tapi saya pernah juga ikut lari 10  kilo,” katanya. “Ada kejadian di Yogyakarta yang nggak bisa lupa. Pagi-pagi dia harus ceramah di satu tempat, pulangnya dia lihat saya masih tidur. Saya dibangunkan dan diajak lari! Wah, siang-siang harus lari,” cerita pendiri Yayasan Abang Mpok Sahabat Anak (YAMSA), yang melindungi anak-anak dari kekerasan ini.

Mendengar cerita istrinya, dad yang giat menggerakkan anak-anak muda untuk berwirausaha ini menambahkan, “Ada lagi pas lari bareng, istri saya kok hilang. Saya balik, rupanya dia jauh di belakang lagi nangis, hahaha….” Nur Asia pun menimpali sambil tertawa,”Waktu itu di luar negeri, jam 4 pagi dingin banget. Dia larinya kencang, ya saya ketinggalan. Saya takut nyasar.”

Walaupun banyak perbedaan, pasangan ini sepakat untuk mendidik anak-anak mereka menjadi pribadi yang mandiri, pekerja keras dan berakhlak baik. Nur Asia juga sering mengingatkan anak-anaknya agar tidak terbebani dengan kesuksesan ayahnya.

“Saya ingatkan agar mereka ‘do the best’, tidak perlu jadi juara terus seperti Papa.  Mereka terbiasa mandiri karena saya sering ikut traveling dengan Bapak. Saya kasih pengertian, ‘Mama bukan tidak mau take care kalian, tetapi harus ada yang memperhatikan makan dan kesehatan Bapak,’” tutur mom, yang rutin mengingatkan suaminya di jam makan atau memastikan ada makanan ringan di mobil untuk suaminya berbuka puasa tiap hari Senin dan Kamis.