Download!Download Point responsive WP Theme for FREE!

Penting, Dads Bisa Memijat Bayi

Salah seorang peserta pelatihan pijat bayi di RS St Carolus
Salah seorang peserta pelatihan pijat bayi di RS St Carolus

Memijat bayi bukan hanya mendukung tumbuh kembang si kecil, Moms & Dads. Efek positifnya dirasakan juga oleh Moms & Dads, terutama bila Dads yang melakukan pijatan tersebut. Jadi, bukan hanya Moms yang perlu menguasai teknik pijat bayi yang benar, tetapi juga Dads. Bahkan dr. Utami  Roesli, SpA, CIMI, IBCLC, FABM dari Rumah Sakit St. Carolus Jakarta Pusat menekankan, Dad lah yang perlu diberi tugas memijat bayi.

“Ritual pijat bayi intinya adalah kontak fisik, skin to skin contact antara bayi dengan orangtuanya. Setiap kali menyusui, ibu melakukan kontak fisik dengan anaknya. Bagaimana dengan ayah? Saat memijat itulah kesempatan ayah untuk melakukan kontak fisik  dan bonding dengan anak. Jadi para ayah harus belajar memijat bayi,” ujar dokter spesialis anak tersebut dalam acara pelatihan pijat bayi di RS St. Carolus, bekerja sama dengan PT Johnson & Johnson Indonesia, Rabu, 10 April 2019.

Dad yang mau memijat bayinya berarti mendukung Mom untuk memberikan ASI secara optimal.  Produksi ASI dipengaruhi oleh hormon oksitosin yang hanya keluar bila Mom merasa nyaman. Menurut dr. Utami, kehadiran dan perhatian Dad membuat Mom nyaman. Jadi begitu melihat Dad ikut merawat si kecil bahkan memijatnya, kadar oksitosin  Mom meningkat dan produksi ASI pun bertambah. Sebuah riset menyebut, dukungan ayah membuat angka keberhasilan ibu dalam menyusui bayinya mencapai 98,1%. Sedangkan pada ayah yang kurang mendukung, angka keberhasilannya hanya 26,9%.

“Saya senang melihat banyaknya ayah ASI sekarang. Lebih baik lagi bila para ayah diberi pelatihan teknik pijat bayi,” kata dr. Utami.

Skin to skin contact yang dilakukan Moms & Dads sejak si kecil lahir berpengaruh pada perkembangan mental anak hingga dewasa.  Begitu pula dengan pemberian ASI.  Dokter  Utami mengungkap, bayi yang disusui lebih lama dari empat bulan lebih jarang mengalami masalah perilaku di kemudian hari.  Tetapi pada kondisi sebaliknya, gangguan emosional sudah terlihat di usia 5 tahun.  Pada usia 14 tahun, kasus masalah perilaku seperti menarik diri atau bersifat agresif dan terlibat kenakalan remaja lebih banyak ditemui pada anak tanpa ASI.

Teknik pemijatan yang benar juga memiliki beragam keuntungan, terutama untuk mendukung tumbuh kembang si kecil di seribu hari pertama atau periode emas. Pemijatan membuat sistem pencernaan si kecil bekerja lebih baik sehingga dapat meningkatkan berat badan. Kekebalan tubuhnya juga meningkat karena adanya peningkatan aktivitas neurotransmitter serotonin dan penurunan hormon stress. Selain itu, pijat bayi membuat si kecil tidur lebih lelap dan otak bekerja lebih baik sehingga meningkatkan kecerdasan.

Edukasi dan pelatihan pijat bayi menjadi bagian dari kampanye Sentuhan Cinta brand JOHNSON’S®  yang telah berlangsung beberapa tahun. Bila tahun lalu edukasi digelar di tiga kota, kini meningkat menjadi 15 kota di Indonesia.  “Kami mengedukasi para ibu tentang pentingnya  ‘sentuhan cinta’ orangtua di periode emas bayi melalui ritual pijat.  Program ini adalah komitmen jangka panjang kami agar setiap bayi memiliki kehidupan yang sehat dan bahagia,” tutur Wynne Lukman, Brand  Manager JOHNSON’S®.

Dr. Utami Roesli dan Wynne Lukman
Dr. Utami Roesli dan Wynne Lukman

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *