Mengintip Bintang di Observatorium Bosscha
|Berwisata ke kawasan Lembang, Bandung pasti sudah biasa ya, Moms & Dads. Tapi pernah tidak berkunjung ke Observatorium Bosscha? Lembaga riset di bawah naungan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Bandung atau FMIPA ITB ini juga merupakan cagar budaya yang dapat dikunjungi oleh Moms & Dads sekeluarga.
Observatorium Bosscha masih menjadi observatorium terbesar di negara kita. Di sini nih, pusat penelitian, pendidikan dan pengembangan ilmu Astronomi kita. Observatorium ini memiliki teleskop legendaris dan terbesar di Indonesia, yaitu Teleskop Refractor Ganda buatan Zeiss atau sering disebut Teleskop Zeiss, yang diserahkan oleh K. A. R. Bosscha pada 7 Juni 1928 kepada Nederlandsch Indische Sterrenkundige Vereeniging atau NISV, yang dipimpinnya. Waktu itu, Teleskop Zeiss adalah teleskop terbesar dan termodern di Asia untuk mengamati bintang ganda.
‘Rumah’ Teleskop Zeiss menjadi bangunan ikonik dan utama di Observatorium Bosscha. Moms & Dads sekeluarga pasti langsung mengenalinya dengan atap berbentuk kubah yang bisa dibuka tutup. Walaupun sudah berumur lebih dari 90 tahun, Teleskop Zeiss masih aktif digunakan bersama teleskop-teleskop lain yang jauh lebih modern. Saat ini, ada teleskop STEVia, Bosscha Robotic Telescope (BRT), teleskop GAO-ITB-RTS, teleskop portable, teleskop surya, teleskop radio 2.3 m dan teleskop radio 6 m (HIDROGEN) yang aktif digunakan oleh para astronom.
Untuk Moms & Dads sekeluarga, Bosscha menggelar semacam program wisata edukatif. Ada dua jenis program kunjungan, yaitu kunjungan siang dan kunjungan malam. Untuk kunjungan siang, Moms & Dads dan si kecil bisa datang langsung setiap hari Sabtu, pukul 09.00-13.00 WIB. Tapi tentunya pada siang hari tak ada kegiatan meneropong bintang, walaupun tetap akan ada pengenalan astronomi dan cara kerja Teleskop Zeiss. Untuk program kunjungan malam, Moms & Dads dan si kecil bisa mengintip benda langit melalui Teleskop Bamberg, yang juga legendaris, dan teleskop portable. Tapi untuk program kunjungan malam, kita harus melakukan reservasi dulu lewat telepon.
Program kunjungan malam atau Malam Umum, hanya ada pada bulan kemarau, Moms & Dads. Sekitar April sampai Oktober, pukul 17.00-20.00, pengunjung diajak untuk mengamati bintang di langit cerah. Tapi jangan kecewa bila mendadak mendung sehingga benda langit tertutup awan. Seperti kunjungan di siang hari, Malam Umum pun dilengkapi pengenalan tentang astronomi di ruang multimedia dan cara kerja teleskop Zeiss.
Berwisata edukatif ke Observatorium Bosscha tidak memerlukan biaya mahal. Setiap pengunjung hanya perlu membayar tanda masuk Rp 15.000 untuk kunjungan siang dan Rp 20.000 untuk Malam Umum. Selain pengunjung perorangan atau keluarga, rombongan dari sekolah atau instansi lain pun bisa datang setelah melakukan reservasi jauh hari.
Karena ini bukan tempat wisata biasa, kapasitasnya terbatas dan pengunjung perlu mematuhi beberapa aturan, seperti tidak membawa binatang peliharaan, tidak makan bersama di kompleks observatorium dan tidak mengadakan acara seperti games atau outbond. Kawasan ini juga tutup pada hari Minggu, Senin dan hari libur nasional. Saat ini, Observatorium Bosscha dipimpin oleh Premana W. Premadi, astronom yang namanya diabadikan sebagai nama asteroid berdiameter 10 kilometer, 12937 Premadi.