Membentuk Pola Pikir Kreatif Sejak Dini
|Memiliki pola pikir kreatif sangat diperlukan dan bisa dibentuk sejak dini, Moms & Dads. Dengan pola pikir kreatif, si kecil akan lebih mampu beradaptasi pada perubahan, lebih bisa menjawab tantangan, mencari solusi dan berinovasi.
“Indonesia membutuhkan generasi muda yang tidak hanya pintar, namun inovatif dan mampu secara kreatif memecahkan masalah, mengambil keputusan serta berpikir kritis,” ujar Triawan Munaf, Kepala Badan Ekonomi Kreatif Indonesia dalam talkshow Creative Thinking for Creative Child, yang digelar Sampoerna Academy dan komunitas Joy Parenting, pada 27 Agustus 2016, di Sampoerna Academy, L’Avenue Building, Jakarta Selatan.
Kebutuhan calon generasi penerus bangsa yang dapat bersaing di tingkat global sangat tinggi. Sebagai orangtua, Moms & Dads perlu mampu mendorong kreativitas si kecil dan mendukung pencapaian mereka di kemudian hari. Membentuk pola pikir kreatif bisa dilakukan di rumah maupun sekolah yang memiliki kualitas tinggi dan merangsang cara berpikir kreatif.
Hanya saja masih banyak terdapat miskonsepsi mengenai kreativitas. Psikolog anak Retno Dewanti Purba, S.Psi, menjelaskan, kreativitas tidak terbatas pada kemampuan di bidang seni, bisa juga berhubungan dengan penguasaan di bidang sains, matematika, serta kecerdasan sosial dan emosional.
Retno menegaskan, “Kreativitas tidak hanya membutuhkan imajinasi dan aspirasi pada anak, namun juga proses disiplin untuk memacu kemampuan, pengetahuan dan kontrol diri. Orangtua perlu memastikan edukasi yang diberikan pada anak berkualitas tinggi dan merangsang cara berpikir kreatif.
Bentuk edukasi yang memacu kreativitas memang tidak serupa dengan sistem edukasi biasa. Sistem pengajaran semacam ini menekankan kemampuan untuk berpikir ‘beda’. Si kecil didorong untuk memiliki kemampuan berinovasi, memecahkan masalah dengan tepat, kritis, serta dapat mengambil keputusan dengan cepat dan tanggap. Kreativitas pun akan dirangsang melalui penggunaan analogi, metafora, dan pemikiran visual. Si kecil didukung untuk lebih bebas mengekspresikan ide dalam pemecahan masalah. “Sistem edukasi ini lebih mengutamakan proses daripada hasil yang dicapai,” ujar Retno.
Sampoerna Academy, di bawah naungan Sampoerna Schools System, menerapkan sistem edukasi modern berbasis STEAM (Science, Technology, Arts, and Math). Lembaga ini berkomitmen untuk mencetak siswa-siswi kreatif dengan kualitas terbaik, yang siap menghadapi tantangan global masa depan.
“Sampoerna Academy menerapkan kurikulum yang memungkinkan peserta didik dari Taman Kanak-kanak sampai Sekolah Tingkat Menengah Atas mendapatkan sistem pengajaran yang mengedepankan creative thinking dalam keseharian mereka,” papar Yannik Herawati, Kepala Sekolah Sampoerna Academy.
Sebagai contoh, selama orangtua mengikuti talkshow, hari itu anak-anak mereka diajak mencoba Playdate Arts & Craft dan Lego STEAM Learning. Dengan cara yang aktif dan menyenangkan, si kecil dapat mempelajari berbagai hal yang menstimulasi kreativitas mereka.