Download!Download Point responsive WP Theme for FREE!

Ketahui Penyebab Autoimun Kulit yang Sering Terjadi pada Saat Pandemi

pic by: Freepik - Ilustrasi penyakit autoimun kulit - Vitiligo
pic by: Freepik – Ilustrasi penyakit autoimun kulit – Vitiligo

Disaat masa pandemi Covid-19 banyak sekali penyakit bermuculan dikalangan masyarakat. Salah satunya adalah penyakit autoimun kulit. Apa sih penyakit autoimun itu? Penyakit autoimun ialah sebuah gangguan sistem imun yang dimana sistem imun tersebut salah mengenali sel tubuhnya sendiri. Salah satu organ yang mengalami sebuah gangguan autoimun ialah kulit, yang disebut autoimun kulit. Sistem imun normalnya membantu untuk menyingkirkan infeksi virus dan bakteri, namun sel tubuh dianggap sebagai suatu benda asing yang akhirnya menyerang tubuhnya sendiri.

Amelia Soebyanto, Sp.DV, Spesialis kulit dan kelamin Klinik Pramudia mengatakan, “Secara umum, gejala autoimun kulit yang biasa ditemukan adalah berupa bercak kemerahan atau bercak berwarna putih yang dapat terjadi pada permukaan kulit, rambut maupun kuku. Kadang disertai dengan lepuhan dan keterlibatan mukosaseperti mukosa mulut, mata maupun kelamin. Perjalanan penyakit autoimun kulit ini cenderung kronis jangka panjang dan bersifat kambuhan.”

Pada masa pandemi autoimun yang kerap sering muncul pada kulit terdapat tiga ialah Psoriasis, Vitiligo, dan Urtikaria atau yang sering dikenal dengan biduran. Psoriasis merupakan penyakit peradangan kulit yang kronik dan bersifat sering kambuh, serta dapat timbul pada segala usia, terutama pada usia 15 sampai 30 tahun dan usia 50 sampai 60 tahun. Penyakit ini berbanding 1:1 antara perempuan dengan laki-laki. Gejala klinis berupa bercak kemerahan dengan sisik tebal berwarna putih keperakan, terkadang disertai dengan rasa gatal, panas bahkan perih, gejala lainnya dapat dilihat dengan kelainan kuku dan sendi.

Kedua ialah Vitiligo, yang dimana suatu kelainan kulit yang berupa bercak putih seperti kapur, penyakit ini terkadang memiliki rasa gatal. Gejala klinis ini seringkali dimulai pada bagian wajah, genitalia, tangan, dan kaki. Vitiligo dapat terjadi pada segala usia, namun sekitar 50% pada kasus ini sering terjadi sebelum usia 20 tahun dan prevalensi meningkat seiring dengan pertambahannya usia. Serta perempuan sedikit lebih banyak mengalaminya dibandingkan laki-laki.

Ketiga Urtikaria atau yang sering dikenal dengan biduran ini merupakan kondisi di mana terdapat lesi pada kulit yang meninngi dan gatal. Lesi tersebut berwarna merah, dan terasa gatal hingga perih. Urtikaria ini terjadi selama kurang dari 6 minggu dan hampir setiap hari. Penyakit tersebut dapat disertai dengan bengkak diwajah antara bagian mata dan bibir.Pada penyakit ini perempuan 2 kali lebih banyak mengalaminya dibandingkan dengan laki-laki, dengan rentang pada usia 40 sampai 49 tahun.

Autoimun kulit ini memiliki faktor resiko yang terbagi menjadi dua, yaitu internal dan eksternal. Secara internal autoimun ini terjadi dikarenakan faktor genetik, anggota keluarga yang pernah atau sedang mengidap penyakit ini memiliki faktor risiko yang dapat mengalami autoimun kulit. Sedangkan secara eksternal autoimun ini terjadi dikarenakan akibat dari faktor lingkungan seperti infeksi, obat-obatan, merokok, obesitas, pajanan sinar UV yang berlebihan, dan lain-lain.

Penyakit autoimun kulit memiliki sifat kronis jangka Panjang dan kambuhan, namun hal ini dapat dicegah dengan control yang rutin serta melakukan pola hidup yang sehat. dr. Amalia menjelaskan “Pasien tentu harus menerapkan gaya hidup sehat, misalnya makan makanan bergizi yang kaya akan vitamin D dan menghindari rokok. Namun, menjaga kesehatan mental juga tak kalah penting bagi pasien, seperti tetap aktif dan berpikir positif, serta mampu memanajemen stress. Dan yang terpenting, segera melakukan konsultasi ke dokter spesialis kulit jika mengalami gejala atau jika mengalami kekambuhan,”

Secara umum pengobatan autoimun kulit seperti Psoriasis, Vitiligio, serta Urtikaria dapat diberikan dengan obat oles, obat minum, obat suntik, maupun fototerapi atau fotokemotera.

“Pada intinya, jangan takut memeriksakan diri ke dokter spesialis kulit di masa pandemi ini karena tentu saja prosedur konsultasi dan pemeriksaan semuanya sesuai dengan protokol kesehatan. Terkait vaksin, pasien autoimun kulit tentu dapat memperoleh vaksin Covid-19, asalkan kondisinya terkontrol dan penggunaan obat sesuai dengan anjuran dan dibawah pengawasan dokter spesialis kulit (Sp.KK). Selain itu, perlu ada konsultasi menyeluruh pada pasien dengan penyakit penyerta seperti nyeri sendi, kadar gula yang tinggi, dan tekanan darah tinggi,” tutupnya.

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *