Download!Download Point responsive WP Theme for FREE!

Kenali Gejala Cerebral Palsy

Foto: various
Foto: various

Cerebral palsy atau kelumpuhan otak besar, menurut ketua Perdosri Dr. Luh Karunia Wahyuni, masih menjadi kasus terbanyak anak yang membutuhkan ortosis di Indonesia. Penyebab umumnya adalah kelahiran prematur karena kemungkinan pembuluh darah ke otak belum berkembang sempurna.

“Kasus ini merata di semua daerah. Kelahiran prematur sudah bisa ditangani dengan baik, tetapi kemudian ada gejala cerebral palsy,” ujar Dr. Luh saat ditemui usai pembukaan Pusat Ortotik Prostetik Ottobock di BSD.

Selain prematur, celebral palsy atau CP dapat disebabkan oleh cedera otak saat bayi berada dalam kandungan atau ketika persalinan dan saat baru lahir. Cedera otak kemungkinan disebabkan:

  • Kadar bilirubin tinggi dalam darah.
  • Penyakit berat pada tahun pertama bayi, seperti ensefalitis, meningitis, sepsis, trauma dan dehidrasi berat.
  • Cedera kepala karena hematom subdural atau pendarahan di antara lapisan duramater dan arhacnoid.
  • Cedera pembuluh darah.

Gejalanya bisa beragam, Moms & Dads. Ada yang sudah terlihat di usia 3 bulan, ada juga yang baru tampak pada usia 2 tahun atau balita. Berikut beberapa gejala CP yang dapat Moms & Dads waspadai:

  • Kelainan motorik pada tahun pertama si kecil, seperti saat lahir terlihat lemah dan terkulai.
  • Ketika diangkat dengan posisi menghadap ke bawah, kepala dan punggung bayi harusnya segaris. Tetapi pada penderita CP akan membentuk huruf U.
  • Kesulitan bernafas dan membiru.
  • Pertumbuhan motorik lambat. Misalnya terlambat menegakkan kepala, duduk, dan bergerak dibanding anak-anak normal serta sangat jarang menggerakkan tangan.
  • Tubuh cenderung kaku, bisa menangis sangat lama atau sebaliknya, sangat jarang menangis dan tersenyum.
  • Kesulitan berkomunikasi dan terlambat bicara karena gangguan otot.
  • Bentuk wajah terlihat aneh, sering mengeluarkan air liur dan sulit menelan.
  • Mengalami kejang pada CP tipe tertentu.
  • Mengalami gangguan penglihatan dan pendengaran.
  • Bentuk lengan dan tungkai lama-lama berubah.

CP kadang berkaitan dengan down syndrome, walaupun banyak yang tidak mengalami masalah kecerdasan. Bila gejalanya terdeteksi dini, si kecil lebih mudah ditangani dan berpeluang untuk hidup normal sekitar 80-90%. Umumnya, mereka memerlukan beragam alat bantu yang dikenakan pada bagian luar tubuh atau ortosis untuk menunjang aktivitas fisik.

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *