Download!Download Point responsive WP Theme for FREE!

Kenali dan Peduli Gangguan Bipolar

Vindy Ariella, Dr. Nurmiati dan Dr. Margarita menjelaskan tentang gangguan bipolar
Vindy Ariella, Dr. Nurmiati dan Dr. Margarita menjelaskan tentang gangguan bipolar

Moms & Dads, gangguan bipolar rentan terjadi di perkotaan dengan tingkat stress tinggi. Kondisi yang pernah dialami aktris Catherine Zeta-Jones ini ditandai perubahan mood yang ekstrem. Kita merasa depresi selama berminggu-minggu, tapi di lain waktu sangat bersemangat hingga tidak tidur berhari-hari. Dan siklus ini terus berulang mungkin hingga seumur hidup.

Gangguan bipolar menjadi salah satu penyebab utama kematian akibat bunuh diri di dunia. Di negara kita sendiri, menurut Dr. dr. Nurmiati Amir, Sp. KJ (K), tidak terdata karena banyaknya kasus bunuh diri yang tidak dilaporkan. Meskipun menurut WHO pada 2010, angkanya mencapai 5.000 orang per tahun.

Agar segera ditangani dengan tepat, kita perlu mengenal salah satu gangguan otak yang banyak juga menyerang remaja dan anak-anak. Dr. dr. Margarita M. Maramis Sp. KJ (K), Ketua Seksi Bipolar dan Gangguan Mood Lainnya, Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI), menjelaskan ada beberapa jenis episode mood pada gangguan bipolar, yaitu:

  • Depresi : hilangnya minat atau rasa senang
  • Mania: rasa senang dan semangat berlebihan atau disebut ekspansif/iritabel yang menetap minimal satu minggu
  • Hipomanik: mood ekspansif atau iritabel yang menetap minimal empat hari
  • Campuran: mengalami episode mania dan depresi mayor hampir setiap hari selama minimal satu minggu.

ODGB juga mengalami fase mood normal yang disebut eutimik. Secara umum GB terbagi dua, yaitu GB Tipe 1 dan Gb Tipe 2. GB Tipe 1 mengalami semua episode mood, terutama mania. Pria maupun wanita angkanya 1: 1 untuk penderita gangguan ini. Sementara GB Tipe 2 tidak mengalami episode mania, tapi hipomania, eutimik dan depresi minor sampai mayor. Wanita dua kali lipat lebih sering mengalami GB Tipe 2 dibanding pria.

Dr. Nurmiati mengungkap, keinginan bunuh diri sering muncul terutama di episode depresi mayor dan campuran. Agar ODGB dapat menjalani kehidupan dengan baik, Dr. Nurmiati mengingatkan pentingnya dukungan semua orang selain pemahaman dari diri sendiri.

“Keluarga perlu memberi dukungan sosial, mendampingi berobat dan menjaga kepatuhan ODGB menjalani pengobatan agar tidak kambuh. Jangan dijauhi karena perubahan moodnya. Kecenderungan bunuh diri juga bisa dicegah dengan pengaruh agama yang kuat,” katanya pada Seminar Media Gangguan Bipolar VS Fenomena Bunuh Diri di Kota besar, yang digelar Seksi Bipolar dan Gangguan Mood Lainnya, PDSKJI, didukung PT. ABBOTT Indonesia, pada 22 Juni  di Hotel Intercontinental, MidPlaza Jakarta.

Vindy Ariella, yang telah menjalani pengobatan GB selama tujuh tahun, mendirikan Bipolar Care Indonesia untuk membantu ODGB lainnya. Sarjana Kedokteran berusia 25 tahun ini kini selain aktif mendampingi ODGB, juga berkarya lewat seni lukis.

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *