Is Stranger Danger? Ajari Si Kecil Menghindari Penculikan
|Jangan bicara pada orang asing. Nasehat ini sering terdengar kan? Apalagi Moms & Dads cemas dan ingin melindungi si kecil dari para penculik, yang semakin berani beraksi. Dari data Komnas Anak 2014, ada sekitar 196 kasus anak hilang sejak 2010-2014.
Tapi nasehat itu tidak sepenuhnya tepat. Tentunya tidak semua orang asing jahat. Dan saat kita membutuhkan pertolongan, kita mau tidak mau harus berbicara pada… orang asing.
Psikolog anak dan keluarga, Anna Surti Ariani, S.Psi., M.Si., memberikan solusinya dalam parenting class Is Stranger Danger? yang digelar TigaGenerasi di Jakarta, baru-baru ini. Psikolog yang akrab disapa Nina ini menyarankan agar Moms & Dads mengajari si kecil menghindari penculikan dengan tidak berbicara pada orang asing, kecuali:
- Ketika bersama orangtua
- Ketika dikenalkan orangtua kepada orang lain
- Ketika disebutkan bahwa itu adalah kenalan orangtua
- Ketika membayar belanjaan kepada kasir atau pedagang, atau meminta tolong waiter di restoran. Dengan catatan, tidak boleh pergi bersama orang itu.
Bagaimana bila si kecil sendirian? “Ketika ada orang asing yang menyapanya, lebih baik senyum saja dan pergi dari tempat itu,” jawab Nina.
Nina mengkategorikan beberapa orang yang cukup aman untuk mengobrol dengan si kecil tanpa Moms & Dads, berdasarkan usia anak.
Balita
- Guru
- Ibu membawa anak sebaya
>4 tahun
- Satpam atau polisi yang sedang bertugas
- Life guard di kolam renang atau pantai
- Nenek atau kakek
- Orang yang menurut anak bisa dipercaya. Tetapi kemampuan anak menganalisa karakter orang masih sangat terbatas.
Selain itu, Moms & Dads perlu mengajari si kecil untuk menolak tawaran orang asing, entah itu makanan, mainan dan lainnya. Beritahu anak untuk tidak pergi bersama orang asing dengan alasan apapun serta menangkal orang yang ingin memeluk atau menyentuhnya. Satu lagi, hindari memakaikan pakaian atau topi bertulisan nama si kecil besar-besar agar tidak mudah dipanggil orang yang berniat jahat.