Download!Download Point responsive WP Theme for FREE!

Cegah Infeksi Jamur Selama Hamil

Foto: istimewa
Foto: istimewa

Infeksi jamur  pada area V Moms bisa terjadi terutama selama hamil. Infeksi yang juga dikenal sebagai monilial vaginitis atau vaginal candidiasis disebabkan oleh jamur mikroskopik dari family Candida, biasanya Candida albicans.

Pada keadaan normal pun jamur selalu ada di area V dan saluran kemih. Tapi ketika jamur berkembang biak sangat cepat, Moms perlu waspada. Biasanya perkembangan menjadi lebih pesat selama hamil karena kadar hormon estrogen Moms meningkat. Kadar estrogen tinggi membuat vagina memproduksi lebih banyak glycogen, yang menjadi tempat favorit jamur. Estrogen sendiri dipercaya membuat jamur lebih mudah tumbuh dan menempel di dinding vagina.

Para pakar juga percaya, mengonsumsi antibiotika dalam jangka waktu lama bisa menjadi pemicu infeksi jamur. Antibiotik dalam tubuh Moms tidak hanya akan membunuh bakteri yang dituju, tetapi juga menghilangkan bakteri lain yang melindungi area V, sehingga tanpa bakteri tersebut jamur lebih bebas berkembang.

Gejala infeksi jamur antara lain:

  • Gatal, iritasi, sakit, terasa terbakar dan kemerahan di area V dan labia, kadang terjadi bengkak.
  • Adanya cairan vagina yang tidak berbau, berwana putih, creamy atau sedikit kental
  • Terasa sakit dan tidak nyaman saat berhubungan intim
  • Terasa panas ketika buang air kecil

Infeksi ini tidak akan membahayakan kehamilan Moms maupun janin. Tapi, ketika si kecil lahir lewat persalinan normal ia bisa terinfeksi jamur juga. Akibatnya si kecil bisa menderita infeksi yang menyerang mulut atau thrush. Thrush ditandai dengan bercak putih di pinggir dan langit-langit mulut, kadang juga menyerang lidah. Kondisi ini dapat segera ditangani dokter dnegan mudah.

Agar si kecil tidak terkena thrush dan Moms dapat menjalani kehamilan dengan nyaman, sebaiknya cegah infeksi jamur dengan menjaga area V agar tetap kering dan bersih. Jamur lebih suka tumbuh di area yang lembab dan hangat, jadi Moms bisa mencegahnya dengan cara :

  • Memakai baju dalam berbahan katun yang breathable. Hindari memakai pantyhose dan celana ketat, terutama yang berbahan sintesis.
  • Cobalah tidur tanpa memakai baju dalam ketat untuk memperlancar aliran udara dan gunakan baju tidur longgar.
  • Hindari berendam dalam busa sabun, sabun berparfum, deterjen dengan pewangi atau pembersih area kewanitaan yang disemprotkan. Belum jelas apakah produk-produk ini memicu jamur, tapi memang lebih memicu iritasi.
  • Bersihkan dengan lembut area V menggunakan air hangat secara teratur setiap hari.
  • Tidak berlama-lama menggunakan baju renang setelah selesai atau baju dalam yang basah karena keringat setelah berolahraga.
  • Selalu menyeka dari depan ke belakang.
  • Walaupun masih diragukan, konsumsi yogurt dianggap mampu menyeimbangkan jumlah jamur di usus dan vagina. Patut dicoba ya Moms, sekaligus untuk menambah asupan kalsium dan protein.

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *