Bila Si Kecil Ketagihan Video Games
|
Begitu mengenal video games atau games komputer, si kecil seakan tak ingin jauh dari depan screen dan meneruskan permainannya. Menuntaskan satu level untuk naik ke level berikutnya, menambah score, mengalahkan lawan dan banyak lagi, jadi tantangan yang makin lama makin seru.
Hati-hati, Moms & Dads. Bila si kecil lebih banyak menghabiskan waktu di depan komputer atau TV daripada bermain di luar dan beraktivitas lainnya, ini berarti ia mulai ketagihan. Akan ada efek negatif akibat kecanduan games, yang menurut para ahli sama saja dengan kecanduan lainnya, seperti narkoba, judi, dan pornografi.
“Selama bermain, otak memproduksi endorphin yang efeknya sama dengan orang yang kecanduan judi dan narkoba,” ujar seorang konselor.
Kecanduan games akan menjauhkan si kecil dari dunia nyata. Ia akan kehilangan kemampuan berkomunikasi langsung, selalu merasa tidak nyaman berada di dekat orang lain, pemalu dan tidak percaya diri. Berinteraksi lewat games online tentunya berbeda dengan berhadapan langsung, karena kita bisa mengedit kata-kata dan tidak melihat ekspresi lawan bicara. Dampak lainnya, berpengaruh pada kesehatan fisik dan jaringan saraf otak.
Berikut tips dari psikolog anak senior Hj. Elly Risman, Psi untuk menghadapi anak yang kecanduan games:
- Kenali games yang biasa dimainkan si kecil. Dari sana, Moms & Dads akan lebih bisa membicarakannya dengan si kecil.
- Buat kesepakatan antara Moms & Dads, misalnya tidak lagi membelikan video baru atau membatasi jam bermain games si kecil.
- Kebanyakan yang kecanduan games adalah anak laki-laki, jadi sangat diperlukan peran Dads dalam mengatasi kecanduannya. Dads harus bisa menjadi role model terutama untuk anak laki-laki berusia 7 tahun ke atas.
- Jelaskan dampak negatif kecanduan games, terutama pada otak.
- Mencari aktivitas lain yang menarik, seperti berolah raga, traveling, mengikuti summer camp dan lainnya.
“Anak yang sudah kecanduan video games parah juga perlu menjalani terapi. Biasanya diperlukan 12 sesi dengan psikolog, seperti pada kasus kecanduan lain,” ujar Hj. Elly Risman, Psi, yang juga pendiri Yayasan Kita & Buah Hati.