7 Gejala ADHD pada si Kecil
|Si kecil tidak bisa diam, sulit berkonsentrasi, suka melamun, dan sering berantem di sekolah? Moms & Dads sebaiknya waspada karena mungkin saja ia mengalami Attention Deficit Hyperactivity Disorder atau ADHD, sebuah kondisi gangguan saraf yang menyebabkan anak kehilangan fokus dan hiperaktif.
ADHD biasanya mulai terdiagnosa pada anak usia 7 tahun, dan prosentase anak laki-laki lebih besar dibanding perempuan. Bila tidak segera ditangani, kondisi ini akan menghambat prestasi akademis dan pergaulannya. ADHD juga bisa mempengaruhi mental dan emosi anak hingga ia dewasa.
Berikut adalah tujuh gejala ADHD yang dilansir healthline.com :
- Aku, aku, aku. Gejala paling umum adalah kurangnya kesadaran akan kebutuhan dan keinginan orang lain. Ia bakal sering memotong pembicaraan orang, tidak sabar menunggu giliran saat beraktivitas di kelas atau bermain dengan anak lain.
- Emosi meledak-ledak. Si kecil sulit mengendalikan emosi, sering mendadak marah di saat yang tidak tepat atau suka mengamuk waktu lebih kecil.
- Tidak bisa diam. Si kecil seperti tidak pernah kehabisan energi. Ia terus bergerak, berlari, lompat sana loncat sini. Bila disuruh duduk diam, dia akan duduk sambil mengoyang-goyangkan kaki atau mungkin melonjak-lonjak di kursi.
- Bekerja tak pernah tuntas. Si kecil memiliki banyak minat dalam jangka waktu yang pendek. Jadi, dia sering tidak menuntaskan proyeknya karena mulai tertarik dengan hal lain.
- Kurang konsentrasi. Bila moms atau dads mengajaknya bicara, si kecil mungkin saja bilang ia mendengarkan. Tapi ketika diminta mengulangi perkataan moms atau dads, dia seperti tidak tahu apa-apa.
- Sering melakukan kesalahan. Si kecil bukan berarti kurang cerdas dibandingkan anak lain. Masalahnya, dia tidak bisa fokus mengikuti arahan atau mengerjakan sesuatu sesuai rencana, membuatnya sering melakukan kesalahan.
- Suka melamun. Pada beberapa kasus, ada juga anak yang pendiam, suka melamun, dan mengasingkan diri dari teman-temannya. Pandangannya sering menerawang dan tidak peduli pada sekitar, meski ia berada di tengah keriuhan teman-temannya.
Bila ketujuh tanda ini ada pada si kecil, tidak usah panik. Moms & Dads bisa berkonsultasi pada dokter untuk menanganinya. Beragam obat sudah diproduksi, tapi penanganan secara alami juga bisa dijalankan. Di antaranya dengan pola makan sehat, terutama menghindari makanan dengan pewarna buatan, pengawet, dan penambah rasa. Plus melakukan green therapy alias sering mengajak anak menghabiskan waktu di ruang terbuka hijau.